Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Om Botak: Cara Cari Cuan Lewat Bisnis Online

KOL Stories x Om Botak: Cara Cari Cuan Lewat Bisnis Online Kredit Foto: Instagram/Om Botak
Warta Ekonomi, Jakarta -

Era digital memungkinkan untuk berjualan online yang sangat mudah dilakukan. Dukungan teknologi membuat saluran penjualannya meluas ke ranah daring (online). Apalagi, dengan adanya WFH, semakin membuat masyarakat terbiasa berbelanja secara online.

Pandemi Covid-19 memang merubah total seluruh sendi-sendi kehidupan. Pasalnya, pemerintah berusaha keras untuk membuat masyarakat hidup sehat dan beraktivitas dari rumah untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Sehingga, mau tak mau semua kegiatan pun dilakukan dari rumah. Baik itu, belajar, bekerja, hingga berbelanja.

Baca Juga: KOL Stories x Wildan Aulia: The Journey of Video Creator in Pandemic Era

Hal tersebut pun memiliki efek domino, sejumlah perusahaan memutuskan melakukan efisiensi guna mengurangi biaya operasional salah satunya dengan cara merumahkan beberapa karyawan. Perusahaan pun banyak yang telah beralih dari cara konvensional menuju online.

Tidak jarang, karyawan yang terkena efisiensi itu akhirnya memilih membuka usaha, salah satu yang banyak dipilih karena bermodal kecil dan bisa dilakukan di rumah yaitu berjualan online

Berjualan online tidak membutuhkan modal besar. Tetapi, kemungkinan akan mendapatkan keuntungan cukup tinggi. Jadi enggak heran, banyak orang yang berbondong-bondong menjadi penjual online.

Namun perlu diingat, kalau jualan tentunya memiliki hambatan masing-masing. Makanya, sebelum memulai usaha berbasis daring, calon perintis usaha mesti memahami terlebih dahulu cara bisnisnya. Dari mulai persiapan apa yang perlu dilakukan sebelum memulai bisnis, bagaimana menyusun strategi yang tepat, mengenal serta memetakan marketplace, apa yang sedang menjadi tren, dan sebagainya. 

Untuk itu, Warta Ekonomi akan mengupas habis tentang Cara Cari Cuan Lewat Bisnis Online bersama dengan marketplace expert sekaligus merupakan author of best selling book Marketplace Marketing in Tokopedia Jonathan Ko alias Om Botak dalam acara KOL Stories. 

Ketika ingin memulai bisnis online, apa saja yang perlu dilakukan terlebih dahulu?

Dari tahun 2020 ini kita bisa melihat jumlah penjual online meningkat pesat. Data dari marketplace saja sudah menunjukan peningkatan yang signifikan. Peningkatan penjual online mungkin karena ada teman-teman yang terkena dampak dari pandemi ini, seperti pendapatan yang berkurang, atau terkena PHK, jadi harus survive dengan berjualan online.

Berjualan online sendiri merupakan suatu bidang usaha yang sifatnya informal, karena tidak perlu sewa toko dan sewa yang besar, hanya dengan klik saja kita sudah bisa membuka toko online

Untuk berjualan online sendiri sebenarnya cukup mudah. Jadi modal berjualan hanya perlu smartphone dan akses internet saja. Untuk berjualan online sendiri mempunyai istilah pecah telor, yaitu di saat kita upload produk yang memang mau kita jual di online, kemudian produk tersebut laku untuk pertama kalinya. Tips dan trik sebenarnya banyak, namun jika kita berjualan online pas kita harus bisa riset produk.

Jadi pertama, kita menjual barang-barang yang memang dicari masyarakat. Saya melihat trennya sekarang kalau orang berjualan di sektor kuliner. Kedua, kita mempromosikan barang jualan kita di channel social media atau grup komunitas yang kita punya. Kita bisa mempromosikannya dengan menyebarkan link marketplace tersebut. Saya yakin hanya bermodal kedua alat tadi kita bisa mulai berjualan online.

Apakah perlu memiliki toko online di semua marketplace? Atau cukup satu saja tetapi fokus di marketplace tersebut?

Sebagai awalan, saya menyarankan untuk fokus di satu marketplace terlebih dahulu. Karena untuk bisa fokus dan menguasai satu marketplace itu perlu waktu yang banyak. Ketika kita sudah cukup besar dan mempunyai pegawai untuk membantu memproses barang di marketplace tersebut, mungkin sudah saatnya kita untuk buka cabang. Maka dari itu, kita perlu memilih salah satu dari top five marketplace di Indonesia.

Membuka cabang di marketplace sama saja ketika kita berjualan offline. Ketika bisnis kita sudah besar di satu tempat, kita bisa merambah toko fisik kita di tempat yang lain. Ketika memiliki banyak cabang, mudah-mudahan tokonya semakin maju. 

Alasan lain mengapa harus fokus di satu marketplace terlebih dahulu adalah cara dalam bertransaksi dan cara dalam memproses pesanan yang berbeda di setiap marketplace. Karena itu saya pribadi saya menganggap sulit bagi seorang owner untuk kuat di marketplace yang berbeda. Menjadi seller online, kita sebenarnya dituntut untuk bisa menjadi customer service selama 24 jam. Karena dengan membeli onlinecustomer mempunyai ekspektasi yang sama pada saat sedang membeli makan melalui aplikasi ojek daring. Human resource-nya dituntut untuk memberikan service yang tinggi. Saya rasa itu adalah dinamika dalam berjualan online.

Bagaimana cara membangun branding bisnis online agar bisa dikenal dan dipercaya oleh customer di tengah persaingan yang sangat ketat saat ini? Strategi apa yang perlu diterapkan?

Sebenarnya ada beberapa tips. Pertama, menjual produk yang baik. Ketika kita bisa menjual produk yang baik, otomatis kita bisa mendapat review yang baik. Tetapi ketika kita menjual produk yang kurang berkualitas, maka review-nya tidak akan baik. Tips yang kedua adalah gambar, deskripsi, dan kecepatan pengiriman juga menentukan review customer. Tips yang ketiga adalah bagaimana caranya kita bisa memberikan ekspektasi pembeli.

Analoginya, ketika pembeli mengharapkan seratus sedangkan kita memberi seratus dua puluh, maka pembeli akan puas. Dengan kata lain, kita bisa memberikan bonus kecil kepada pembeli kita, bisa berupa sample produk, atau memberi hadiah lainnya. 

Apakah melakukan endorsement penting bagi bisnis online? Kapan saat yang tepat? Lalu, bagaimana cara memilih sosok yang tepat untuk endorsement? 

Brand ambassador atau endorser yang bisa digunakan adalah diri kita sendiri saat pertama kali. Menurut saya, jika kita tidak bangga terhadap brand kita sendiri, maka siapalagi yang akan bangga? Karena endorser yang paling murah pasti diri sendiri. Kemana pun kita bawa brand kita dengan bangga, supaya bisa menggunakan cara yang sudah ada dahulu.

Untuk endorser berbayar, saya rasa ini harus berhati-hati, karena zaman sekarang kita perlu melihat engagement-nya, apakah influencer tersebut dengan followers-nya sesuai dengan kebutuhan kita atau tidak. Misalnya, jika kita menyasar influencer wanita untuk mempromosikan pakaian wanita namun ternyata followers-nya paling banyak laki-laki, maka engagement-nya akan kurang karena segmen followers-nya tidak tepat.

Maka kita harus riset terlebih dahulu, kita harus melihat brand yang pernah di endorse. Kalau kita melihat ada brand yang memiliki kategori yang sama dengan kita, mungkin kita bisa membayar influencer tersebut. Tapi jika tidak ada, maka kita harus test dengan trial, atau contact langsung dengan influencer terkait.

Saya pribadi lebih nyaman untuk menggunakan ads berbayar di marketplace dibandingkan menggunakan influencer. Hal itu karena ads di marketplace sangat targeted, sedangkan soft selling di social media, maka kita hanya memasarkan kepada pasar yang belum siap untuk membeli. Mungkin bagus untuk kebutuhan branding. Tapi kalau kita mau menyasar pasar yang siap untuk membeli, maka iklannya lebih bagus di marketplace. Karena orang yang sudah siap untuk membeli, mereka tidak akan mencari di social media.

Misalnya saya ingin membeli payung. Saya akan langsung ke marketplace dan mengetik payung lipat. Hasilnya ternyata ada di halaman pertama baris paling atas. Itu adalah slot yang diberikan marketplace untuk seller yang membayar jasa iklan berbayar.   

Adakah resep yang bisa dibagikan untuk meningkatkan penjualan bisnis online?

Kita harus pintar menangkap momentum. Dalam berjualan, kita harus pintar mencari kesempatan. Saya berbisnis payung itu pertama kali di tahun 2016 sebagai seller terbaik yang menjual payung terbalik pertama kali secara online. Mungkin yang pertama membeli mengira itu payung rusak. Jadi kita harus edukasi pasar, dan berani menjadi yang pertama di dalam kategori kita. Ketika payung itu booming, maka penjualannya langsung naik, karena kita sudah ada stoknya, dan tahu cara jualnya bagaimana.

Ketika payung itu viral di group BBM, kita ikut menaiki momentum tersebut dan ketika pamor payung terbalik sudah turun, kita terus mengeluarkan inovasi produk lainnya, yang masih satu kategori dan branding-nya pun sudah kuat. Memang tidak setiap saat kita menangkap momentum itu bisa berhasil. Namun ketika kita berhasil, profitnya mungkin bisa menutupi semua kegagalan tadi. Kalau kita bermain aman, maka dapat returnnya pun kecil. Namun jika kita berani ambil resiko, maka kemungkinan keuntungannya akan besar. Itu hukumnya sudah pasti.

Ke depannya, tren seperti apa yang akan mewarnai bisnis online di Tanah Air?

Saya ini sebagai alumni dari Alibaba Netpreneur Program, di tahun 2019 lalu kita mempelajari bagaimana bisnis online di Alibaba. Disana kita sekolah lagi untuk melihat bagaimana ternyata disana sudah jauh lebih maju dibandingkan Indonesia, kurang lebih 10 kali lipat. Sepulang dari sana saya menyadari bahwa ternyata disini itu jauh sekali yang harus kita kejar. Di situasi pandemi ini adalah kesempatan yang bagus bagi pebisnis online, karena memaksa semua orang untuk belanja online.

Di awal tahun 2021 ini pertumbuhannya meningkat tajam dan bagi kalian yang belum memulai, belum terlambat, masih banyak peluang dan barang yang menunggu di upload oleh kalian. 

Pebisnis baru lebih banyak bergerak di bidang kuliner, karena memang modalnya sudah ada. Berdasarkan data, tren yang paling ramai masih di kategori fashion, karena dirasa merupakan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Jadi, usahakan untuk menjual barang yang paling dibutuhkan saat itu, tergantung musim atau trennya.

Adakah pesan yang bisa disampaikan kepada teman-teman yang baru mau memulai bisnis online ataupun mengembangkan bisnis onlinenya?

Untuk teman-teman yang sedang berjuang dan baru memulai berjualan online, saya ingin memberikan motivasi bahwa semuanya juga butuh proses. Saya sendiri sudah berjualan dari tahun 2011, sudah 10 tahun saya berjualan. Mungkin apa yang kalian lihat sekarang adalah hasil dari proses yang kita lakukan hari demi hari, tahun demi tahun. Jadi, tidak ada yang instan, semua butuh proses. Saya juga yakin jika kalian sudah bersungguh-sungguh, kerja keras, dan rajin mencari ilmu, maka usahanya akan semakin baik dan maju.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: