Pemerintah Afghanistan baru saja menerima 500 ribu dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca dari India. Ribuan dosis vaksin ini adalah vaksin pertama yang diterima Afghanistan hingga saat ini.
Dilansir dari Al Jazeera, Afghanistan masih menunggu persetujuan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelum mendistribusikan vaksin tersebut. Hal ini dijelaskan Menteri Kesehatan Afghanistan Wahid Majrooh saat menerima kiriman vaksin di Bandara Kabul, Minggu (7/2/2021).
Baca Juga: Selebram Kok Udah Dapat Jatah Vaksin? Wagub DKI: Terima Kasih Infonya!
Vaksin AstraZeneca yang asalnya dari Oxford University telah diproduksi oleh Serum Institute of India. India telah memulai program pendistribusian vaksin tersebut ke tetangganya tersebut.
Setelah disetujui, dosis awalnya akan diberikan kepada petugas kesehatan, dan warga lanjut usia dengan riwayat penyakit kronis sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh WHO.
“Vaksin yang kami terima sedang dalam proses sertifikasi WHO. Menurut percakapan kami dengan WHO, mereka memberi tahu kami bahwa proses persetujuan sertifikasi vaksin ini membutuhkan waktu seminggu hingga 10 hari,"katanya.
Sedangkan Kepala program imunisasi di Kementerian Kesehatan, Ghulam Dastagir Nazari mengatakan vaksin akan disimpan di Kabul sampai otorisasi darurat diterima.
Virus corona pertama kali tercatat di Afghanistan pada Februari 2020. Saat itu, ribuan pekerja migran Afghanistan kembali dari negara tetangga Iran, yang merupakan negara yang paling parah terkena dampak di kawasan itu.
Pada bulan-bulan berikutnya, Afghanistan, yang telah dilanda perang puluhan tahun, dilanda penyakit, terutama di ibu kota Kabul.
Pada Agustus tahun lalu, survei kementerian kesehatan mengungkapkan bahwa 10 juta orang atau hampir sepertiga dari populasi negara telah terinfeksi virus corona.
Negara dengan 32 juta orang ini memiliki kapasitas pengujian terbatas, tetapi beberapa bulan terakhir telah melihat penurunan infeksi baru. Namun Kementerian Kesehatan mencatat ada lebih dari 55.300 kasus yang dikonfirmasi sejauh ini dan hampir 2.400 korban meninggal. Alkhaledi Kurnialam
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto