- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pertamina Akan Produksi Green Diesel di Kilang Cilacap Jadi 3.000 Barel per Hari
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI mengatakan bahwa Pertamina berencana akan meningkatkan produksi Green Diesel (D-100) di Kilang Cilacap pada 2021. Produksi Green Diesel kilang tersebut akan dinaikkan jadi 3.000 barel per hari dari sebelumnya 1.000 barel per hari.
"Green diesel di Cilacap jadi setelah kita berhasil memproduksi dari kilang akses yang di Dumai D-100, 100 persen dari CPO, itu yang sudah kita produksi hari ini adalah 1.000 barel per hari maka di tahun ini kita bisa menambah 3.000 barel per hari di Cilacap,” kata Nicke, Selasa (9/2/2021).
Baca Juga: Pertamina Terapkan Transformasi SPBU Melalui Program Digitalisasi
Nicke menuturkan, di tahun 2022 Pertamina juga akan terus menambah produksi Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari. Sehingga kebutuhan pasokan dan permintaan nasional bisa terpenuhi.
“Tahun depan bisa kita tambah lagi 3.000 barel per hari di Cilacap, jadi dari kilang existing bukan yang dibangun baru. Dengan demikian nanti kita bisa meng-adjust supply-demand nasional ke depan,” tuturnya.
Peningkatan produksi Green Diesel D-100 ini merupakan salah satu prioritas program kerja tahun 2021. Dimana sebagai korporasi, Pertamina telah menetapkan dua prioritas 2 program kerja. Pertama, proyek strategis nasional dan penugasan dari pemerintah.
Nicke mengatakan, peningkatan produksi Green Diesel D-100 termasuk dalam proyek strategis nasional di tahun 2021.
“Nah, kalau lihat program strategis nasional adalah ditetapkan oleh Perpres Nomor yang terbaru adalah nomor 109 tahun 2020, baik itu di sektor hulu maupun hilir untuk EBT periode 2020 sampai dengan 2024,” katanya.
Nicke membeberkan, dalam mengembangkan green energy, Pertamina juga akan mengembangkan green refinery. Ia mengatakan kilang BBM Pertamina di Dumai dan Plaju yang sudah ada akan dikonversi menjadi green refinery, dengan mengolah BBM dari bahan baku sawit.
“Kita akan khususkan kilang Dumai ini untuk Green refinery mengingat di lokasi di Sumatera Selatan ini banyak sekali pasokan CPO yang bisa digunakan. Sehingga nantinya bisa meningkatkan juga variabel produk yang dihasilkan. Selain juga kita akan meng-improve kualitasnya menjadi Euro 5,” katanya.
Adapun untuk Kilang Plaju, pembangunan Green refinery diharapkan bisa menambah pasokan BBM ramah lingkungan dengan kualitas bahan bahan bakar, gas oil dengan sulfur yang di bawah 50 ppm.
“Jadi sesuai dengan ketentuan dari IMO (International Maritime organization),” kata Nicke.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: