Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Air-to-air Drone LongShot Bakal Diciptakan, Bisa Meluncur Langsung dari Jet Tempur

Air-to-air Drone LongShot Bakal Diciptakan, Bisa Meluncur Langsung dari Jet Tempur Kredit Foto: Aerotime Hub/DARPA
Warta Ekonomi, Washington -

Badan Proyek Penelitian Canggih Pertahanan (DARPA) Amerika Serikat (AS) ingin membuat drone yang diluncurkan dari udara dan membawa persenjataan yang lebih kecil.

Konsep drone itu mirip boneka sarang Rusia yang mematikan karena berisi banyak rudal.

Baca Juga: Arab Saudi Mulus Hentikan 4 Drone Houthi, Lagi-lagi Langgar Hukum Internasional

Jika berhasil, drone baru bernama LongShot itu memungkinkan pesawat berawak yang mahal seperti jet tempur dan pembom untuk menjaga jarak dari sasaran saat drone bergerak maju dan menyerang banyak target menggunakan senjata yang diluncurkan sendiri.

DARPA mengumumkan pada 8 Februari bahwa mereka telah memberikan kontrak kepada General Atomics, Lockheed Martin dan Northrop Grumman untuk tahap pertama program itu, saat tiga perusahaan itu akan membuat desain awal.

"Program LongShot mengubah paradigma operasi pertempuran udara dengan mendemonstrasikan kendaraan tak berawak yang diluncurkan dari udara yang mampu menggunakan senjata udara-ke-udara terkini dan canggih," ungkap Letnan Kolonel Paul Calhoun, manajer program Kantor Teknologi Taktis DARPA .

"LongShot akan mengganggu pengembangan senjata tradisional dengan menyediakan cara alternatif untuk menghasilkan kemampuan tempur," papar dia.

Dengan program LongShot, DARPA berencana mengeksplorasi propulsi multimodal, yang dianggap sebagai kunci untuk konsep operasi drone.

"Sistem udara yang menggunakan propulsi multi-moda dapat memanfaatkan kecepatan yang lebih lambat, kendaraan udara yang lebih hemat bahan bakar untuk masuk, sambil mempertahankan rudal udara-ke-udara yang sangat energik untuk permainan akhir," ungkap Departemen Pertahanan AS dalam materi anggaran tahun fiskal 2021.

Dengan begitu, drone itu diuntungkan karena mampu melintasi jarak yang lebih jauh, sementara senjata yang diluncurkannya memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menghancurkan target yang dituju.

“Jika pengembangan LongShot berhasil, senjata itu dapat secara signifikan memperluas jangkauan di mana pesawat berawak dapat menyerang target sambil juga mengurangi risiko pilot manusia,” papar DARPA.

DARPA tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang nilai kontrak atau jadwal program di masa mendatang, meskipun disebutkan dalam rilisnya bahwa perusahaan akan membangun dan menerbangkan prototipe skala penuh selama fase program di masa mendatang.

Selama tes tersebut, perusahaan akan membuktikan drone LongShot mampu mengendalikan penerbangan dan meluncurkan senjata.

DARPA memulai program LongShot pada tahun fiskal 2021, meminta dana USD22 juta untuk memulai pekerjaan desain konseptual.

Menurut dokumen anggaran, LongShot dapat diluncurkan dari cantelan eksternal pada pesawat tempur atau teluk internal pada pesawat pembom.

Baik Angkatan Udara dan Angkatan Laut bisa menjadi pelanggan potensial senjata baru itu di masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: