Rangkaian demonstrasi itu membangkitkan kembali ingatan banyak pihak tentang insiden berdarah antara kelompok oposisi yang menentang kekuasaan militer di Myanmar puluhan tahun yang lalu. Namun, kekuasaan absolut junta militer berakhir pada 2011 saat mereka mulai mengurangi peran di dunia politik.
Polisi sempat dilaporkan melepas peluru untuk membubarkan massa. Seorang demonstran yang tertembak di ibu kota Myanmar, Naypyitaw, minggu lalu, kemungkinan tidak selamat. Aparat menggunakan peluru karet dan alat pelontar balistik di Kota Mandalay. Dua orang dilaporkan luka ringan, demikian kesaksian beberapa warga dan laporan berita media setempat.
Sejauh ini Pemerintah Myanmar dan militer belum dapat dihubungi untuk diminta keterangan. Tidak hanya unjuk rasa, militer juga menghadapi aksi pembangkangan sipil dari sejumlah pegawai negeri yang menyebabkan beberapa layanan publik lumpuh.
Militer pun membalas dengan mengerahkan kendaraan tempur di Kota Yangon, Sabtu, dan di Kota Myitkyina, serta Sittwe.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: