Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seminar Indonesia Economic Outlook 2021 Usung Tema Post-Pandemic Recovery

Seminar Indonesia Economic Outlook 2021 Usung Tema Post-Pandemic Recovery Kredit Foto: Unsplash/ Afif Kusuma

Indra mengatakan bahwa untuk meningkatkan investasi dan sektor riil, pemerintah masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan, seperti perbaikan harga tanah, tarif air, tarif gas, rata-rata upah minimum, rata-rata tingkat kenaikan upah, dan tarif listrik.

"Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia masih menjadi ICOR tertinggi di kawasan, yaitu pada angka 6,8. Sebab itulah ia mengatakan bahwa pemerintah berharap dapat melaksanakan Undang-Undang Cipta Kerja yang saat ini sudah sampai pada tahap finalisasi untuk implementasinya. Dengan adanya UU Cipta Kerja, Indra mengatakan bahwa pemerintah berharap dapat melakukan perbaikan di berbagai sektor yang terkait juga dengan perizinan perusahaan," papar Indra.

Sedangkan untuk sektor fiskal, Hidayat Amir, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan membahas subtema “Fiscal Reform to Strengthen National Economic Resilience”, Hidayat menyampaikan ada beberapa sisi positif dari COVID-19.

"Pertama, pembuat kebijakan dan masyarakat secara luas sudah mengenal COVID-19 sehingga cara meresponsnya pun sudah tepat. Kedua, adanya vaksinasi yang sudah mulai berjalan di Indonesia. Makin cepat vaksinasi, maka akan menjadi antitesa dari penyebaran COVID-19 hingga terbentuknya herd immunity di masyarakat. Ketika kepercayaan masyarakat pulih, maka aktivitas ekonomi akan kembali berjalan normal. Hal ini adalah karakter yang bisa dilihat dari perkembangan perekonomian Indonesia."

Lalu emarapan sektor moneter dengan subtema “Integrating Digital and Financial Ecosystem to Maintain Monetary Stability”. Pemaparan diberikan oleh Aida S Budiman selaku Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia yang menjelaskan bahwa Bank Indonesia bersama otoritas ekonomi lainnya tengah menyusun sebuah strategi yang disebut “1+5”, atau “1 Necessary and 5 Sufficient Conditions”.

"Necessary condition yang dimaksud adalah prasyarat agar pertumbuhan ekonomi dapat tercapai, yaitu vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan. Di sisi lain, kelima sufficient condition merupakan respons kebijakan untuk mencapai pertumbuhan tersebut, yaitu pembukaan sektor produktif dan aman, percepatan stimulus fiskal, peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran, stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial, serta digitalisasi ekonomi dan keuangan (khususnya bagi UMKM)," ungkapnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: