Uji Acak Evaluasi Terapi COVID-19 (The Randomised Evaluation of COVID-19 Therapy) atau yang disebut studi RECOVERY merupakan sebuah uji klinis terbesar di dunia untuk mengevaluasi pengobatan COVID-19 akan segera dilaksanakan di Indonesia.
dr. Erni Juwita Nelwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) selaku peneliti utama yang juga mengepalai studi RECOVERY di Indonesia mengatakan Studi RECOVERY yang dilaksanakan di Inggris sebelumnya telah membantu Indonesia untuk merencanakan sumber dayanya lebih efektif.
Baca Juga: Uji Klinis Pengobatan Covid-19 di Indonesia Terbesar di Dunia
"Misalnya, klorokuin/hidroksiklorokuin tidak lagi direkomendasikan untuk mengobati COVID-19 dan obat deksametason telah masuk dalam rekomendasi pengobatan COVID-19 di RS di Indonesia.”
Studi RECOVERY pertama kali dilaksanakan di Inggris pada Maret 2020 untuk mengevaluasi pengobatan mana yang paling efektif untuk melawan COVID-19.
Studi ini telah memberikan rekomendasi yang sudah mengubah perawatan klinis, termasuk temuan bahwa steroid dengan harga terjangkau, deksametason, dan pengobatan anti-inflamasi, tocilizumab, secara signifikan mengurangi risiko kematian ketika diberikan kepada pasien rawat inap dengan COVID-19 berat.
Rekomendasi ini kemudian digunakan pada praktik klinis di seluruh dunia untuk membantu menyelamatkan nyawa pasien dan memprioritaskan sumber daya perawatan kesehatan.
Pelaksanaan studi RECOVERY di Indonesia merupakan salah satu hasil dari kemitraan yang sudah terjalin lama antara FKUI dan Oxford University, serta dukungan dari berbagai mitra penelitian dan rumah sakit di Indonesia.
Universities of Indonesia and Oxford Clinical Research Laboratory (IOCRL), sebuah fasilitas pendukung uji klinik bersama di Jakarta yang juga merupakan hasil dari kemitraan dua lembaga tersebut, akan membantu proses pelaksanaan dan koordinasi studi ini di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: