Perpustakaan nasional di seluruh dunia dianggap sebagai sumber informasi. kita semua dibangun sebagai jantung pendidikan dan menjadi jembatan ilmu pengetahuan. Institusi ini dibangun 2014
“Maka fungsi kami adalah bagaimana masyarakat mendapat informasi. Di 2021 ini kami menjadikan Perpusnas ini sebagai universitas zoom dengan berpelanggan 10.000 kuota orang setiap membuat acara dengan mengundang berbagai rektor, menteri, dan nara sumber lainnya. Sementara saya hanyalah pustakawan yang mensinergitas serta hadirkan orang-orang profesional,” ungkap Syarif.
Diakui tantangan utama Perpusnas saat ini adalah menyakinkan generasi milenial membutuhkan ilmu pengetahuan agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang bermutu di masa mendatang. Generasi milenial tidak boleh menjadi generasi internetan yang hanya berselancar di gelombang, dengan penuh ketidakpastian dan pengetahuan yang sangat dangkal.
“Milenial harus banyak membaca. Semua negara maju yang kita banggakan itu semuanya berproses yang berliku panjang yang dibangun oleh orang-orang berpengetahuan tingkat literasinya mumpuni dan bisa menatap masa depan yang terus berputar dengan cepat. Inilah perlunya transformasi perpustakaan berbasis inklusi, yakni versus eksklusif,” terangnya.
Untuk itu Syarif Bando bakal menyakinikan semua orang bahwa ilmu pengetahuan penting sekaligus memastikan semua jenis perpustakaan di seluruh Indonesia berfungsi dengan baik untuk bisa melayani masyarakat, sehingga mampu mencerdaskan anak bangsa, sejahterakan mereka, serta menghantar mereka menjadi masyarakat yang adil makmur dan sejahtera.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: