Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Orang Terkaya Dukung Bitcoin, Menkeu Bilang Itu Bahaya! Karena ....

Meski Orang Terkaya Dukung Bitcoin, Menkeu Bilang Itu Bahaya! Karena .... Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen tak begitu senang dengan lonjakan harga Bitcoin pada akhir pekan lalu.

Melansir Market Watch, Selasa (23/2/2021), Yellen menegaskan kecemasan terhadap Bitcoin; menyebutnya sebagai mata uang yang begitu spekulatif.

"Bitcoin sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi. Saya khawatir juga karena itu sering kali digunakan dalam transaksi ilegal," ujarnya.

Baca Juga: Bitcoin Anjlok ke Rp670 Juta, Bahaya Gak Sih?

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Spotify Lebarkan Bisnis ke 85 Pasar Dunia

Sejak mengambil alih Departemen Keuangan, mantan Ketua Federal Reserve itu mengatakan akan mencermati harga Bitcoin dan penggunaannya; sebagai upaya melindungi investor. Ia pun mengisyaratkan potensi mengetatnya peraturan.

Yellen mengatakan, "Orang-orang harus berhati-hati karena Bitcoin bisa sangat tidak stabil dan khawatir tentang potensi kerugian investor."

Bitcoin telah melonjak dalam setahun terakhir, dengan kapitalisasi pasar 1 triliun dolar AS (sekitar Rp14,1 kuadriliun), melampaui Tesla, Facebook, dan Tencent.

Meski begitu, mata uang digital itu belum berfungsi luas sebagai alat pembayaran antara pembeli dan penjual. Di Indonesia sendiri, Bitcoin hanya berperan sebagai aset investasi.

Menurut Yellen, penggunaan Bitcoin dalam transaksi gelap seperti pencucian uang tinggi. Namun, studi utama menunjukkan, hanya sebagian kecil transaksi Bitcoin yang berlangsung dalam transaksi ilegal--hal yang juga berlaku untuk dolar.

Terlepas dari kekhawatirannya, Yellen pun mengakui mata uang digital akan tetap ada dan dolar digital merupakan ide bagus. The Fed telah mempelajari masalah itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: