Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata, Ini Tujuan Kemendag Turunkan PPnBM

Ternyata, Ini Tujuan Kemendag Turunkan PPnBM Kredit Foto: Twitter/jurnascom
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada 2 hal yang bersinggungan dengan Kementerian Perdagangan. Pertama, konsumsi dan kedua, ekspor dan impor.

Menurut Menteri Perdagangan Indonesia, Mohammad Lutfi, terjadi penurunan impor non-migas lebih dari 14%, dari hampir 155 miliar dolar AS menjadi Rp127,3 miliar dolar AS . Sementara, angka ekspor non-migas hanya turun Rp900 juta, dari 155,9 miliar dolar AS menjadi Rp155 miliar dolar AS.

"Jadi artinya, impornya itu turun lebih dalam daripada ekspornya," ujar Lutfi kepada pers, dikutip Kamis (25/2/2021).

Baca Juga: Wamendag Jerry: Perjanjian Perdagangan Bermanfaat untuk Diversifikasi Ekspor

Baca Juga: Dukung Ekonomi dan Ketahanan Pangan di Tengah COVID-19, Tim KKN UNS Pakai Jurus Ini

79,2% impor non-migas itu merupakan barang-barang modal untuk investasi. Sementara untuk konsumsi hanyalah 10%, yang menurut Lutfi melahirkan masalah tersendiri.

"Karena kalau misalnya impornya dicekik, artinya industrinya tercekik. Kalau industri tercekik, orang tidak produksi, orang tidak menciptakan nilai target barang-barang konsumsi itu," jelasnya.

Tercekiknya impor non-migas Indonesia menandakan adanya masalah dalam nilai target barang konsumsi, yang berujung turunnya sejumlah sektor seperti industri (3%), layanan finansial (3,25%), serta transportasi dan logistik (15%).

Ia mengatakan, "Nah, sekarang ini kita lagi tergopoh-gopoh dan menurut saya ada masalah ada yang menganggap bahwa ada yang salah nih karena perekonomian kita nih lemas gitu loh. Jadi kalau 2014 itu, uang cari barang, inflatoar, kalau tahun ini uangnya gak ke mana-mana, di bawah bantal dan ini konsisten dengan konstraksi pertumbuhan kredit di Bank Indonesia."

Untuk membut konsumen kembali membelanjakan uangnya, pemerintah per Maret ini menurunkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) menjadi 0% bagi mobil dengan 40% komponen lokal.

"Harapannya, menciptakan atau check up kepada perekonomian kita, memperbaiki sektor keuangan supaya kreditnya pertumbuhannya kembali," kata Lutfi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: