Pelajar dan Dokter Janjikan Unjuk Rasa Lebih Besar sebagai Sikap Anti-kudeta
Para pelajar Myanmar berjanji untuk melakukan unjuk rasa di pusat komersial Kota Yangon, dengan membawa buku teks yang mempromosikan pendidikan militer sehingga mereka dapat menghancurkannya saat aksi protes.
"Sejak kudeta, hidup kami menjadi tidak ada harapan, mimpi kami telah mati," kata Kaung Sat Wai (25 tahun), seorang pengunjuk rasa di luar kampus universitas di Kota Yangon.
Baca Juga: Catat Baik-baik! Ini Poin-poin Penting dari Pertemuan Menlu Retno dari Myanmar
"Kami tidak menerima sistem pendidikan yang mendukung kediktatoran."
Banyak profesional dan pekerja pemerintah juga telah bergabung dalam kampanye pembangkangan sipil untuk melawan kudeta Myanmar, termasuk dokter-dokter yang akan mengadakan protes pada Kamis (25/2/2021) sebagai bagian dari apa yang disebut revolusi jas putih.
Unjuk rasa telah berlangsung setiap hari selama sekitar tiga minggu, sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu.
Tentara merebut kekuasaan dari pemerintah sipil Myanmar setelah menuduh kecurangan dalam pemilu November 2020, yang dimenangi oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi. Militer kemudian menahan Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partai.
Di sisi lain, sekitar 1.000 pendukung militer juga berkumpul untuk melakukan protes balasan di Yangon tengah. Warga memukuli panci dan wajan untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka dan beberapa bentrokan terjadi di antara kedua belah pihak, kata saksi mata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: