Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wamendag Jerry Ajak BRI Maksimal Sistem Resi Gudang

Wamendag Jerry Ajak BRI Maksimal Sistem Resi Gudang Kredit Foto: Instagram/Jerry.sambuaga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembiayaan menjadi salah satu tantangan semua sektor di Indonesia, tak terkecuali Sistem Resi Gudang atau SRG. Kemendag telah membangun hampir 200 SRG yang diharapkan mampu menjadi penyangga ketersediaan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan penting maupun strategis lainnya. 

Sayangnya beberapa dari SRG masih belum berfungsi sebagai mana mestinya karena masalah pembiayaan. Karena itu, Wamendag Jerry Sambuaga beberapa waktu terakhir rajin menghubungi sektor perbankan agar bisa berkolaborasi mengembangkan SRG.

Salah satu yang diajak berkolaborasi oleh Wamen millennial itu adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Menurut Jerry, bidang bisnis BRI sangat berkaitan erat dengan SRG, khususnya di sektor pertanian, peternakan dan kegiatan ekonomi rakyat lainnya.  Baca Juga: Bursa Pelototi Saham Perusahaan Media Milik Erick Thohir Serta Bank Milik Gopay dan Jerry Ng

“Tentu tidak membatasi hanya BRI saja, semua bank yang berminat tentu akan diterima. Tetapi BRI memang sudah lama terjun dalam pembiayaan ekonomi rakyat dan UMKM. SRG ini banyak bersentuhan dengan bidang bisnis BRI, jadi akan sangat baik kalau kita berkolaborasi," kata Jerry dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/2/2021).Baca Juga: Jerry Sambuaga: Uji Lab Didukung, Tak Ada Alasan Eropa Tolak Sawit Indonesia

SRG memang banyak bersentuhan dengan ekonomi kerakyatan. Dalam fungsinya sebagai penyokong ketersediaan bahan pokok dan keterjangkauan harga, SRG menggarap beberapa komoditas penting seperti bawang merah, cabai, beras, daging ayam, dan lain-lain. Fungsinya menggantikan peran tengkulak. Dari produsen misalnya petani atau peternak, bahan pokok dibeli oleh pengelola SRG dengan harga yang baik. SRG mengelola sistem logistik bahan pokok itu agar harganya tidak jatuh saat panen raya dan naik tinggi saat sedang musim tanam.

“Jadi SRG ini fungsinya sangat penting di semua layer. Bagi produsen, ini bisa membantu mereka mendapatkan harga yang wajar, tidak fluktuatif dan tidak dipermainkan oleh tengkulak. Dari mata rantai pasokan ini menjamin ketersediaan barang dan keterjangkauan harga. Bagi ekonomi nasional fungsinya lebih banyak lagi," tambah Wamendag.

Mengingat pentingnya fungsi SRG itu, Mendag Muhammad Lutfi dan Wamendag Jerry berupaya agar semua SRG yang ada bisa berfungsi. Untuk itu, SRG harus bisa bukan saja memenuhi fungsi sosial tetapi juga fungsi bisnis.

Menurut Wamendag, tidak bsia dipungkiri bahwa memang harus ada sisi bisnis, tetapi ini bisnis sosial, semacam social entrepreneurship untuk menyelesaikan masalah masyarakat dan masalah kita bersama. Jadi harus imbang antara keduanya sehingga bisa berjalan secara berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak.

Bank berfungsi dalam menjamin pembiayaan. Mereka bekerjasama dengan pengelola gudang agar produsen bisa mendapatkan manfaat berupa pembayaran yang diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk produksi selanjutnya. BRI menurut Wamendag punya kapasitas dan pengalaman yang sangat panjang dalam hal ini. Jaringan BRI di daerah-daerah diyakini Wamendag sangat kuat sehingga mampu menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. 

Selain itu, sebagai BUMN BRI juga punya misi yang sama dengan SRG untuk membangun perekonomian nasional dan ekonomi rakyat. Karena itu, menurut Jerry, kolaborasi SRG dan BRI akan sangat strategis untuk mencapai tujuan itu. Tetapi sekali lagi ia menekankan akan mengajak semua bank untuk bekerja sama, bukan hanya terbatas pada BRI.

“Setiap bank tentu punya keunggulan dan spesialisasi masing-masing. Intinya kita akan mengajak semua. SRG adalah bisnis berbasis ekonomi riil yang menarik dan kalau dikembangkan akan menguntungkan semua pihak. Kalau semua untung tentu dalam jangka panjang perbankan juga untung," tutup Jerry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: