Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan F-35, Jenderal Tempur AS Desak Militer Keluarkan Jet Tempur Ini Jika Ingin Lawan China

Bukan F-35, Jenderal Tempur AS Desak Militer Keluarkan Jet Tempur Ini Jika Ingin Lawan China Kredit Foto: U.S. Air Force/Nial Bradshaw/Handout via Reuters

"Studi ini akan memberi kita lensa 10 hingga 15 tahun itu….jadi kami tidak mencoba menghadapinya hari demi hari, minggu demi minggu, tahun demi tahun," kata Kelly.

Angkatan Udara ingin menguraikan rangkaian misi khusus untuk pesawatnya di mana ia bisa. Menyebarkan pesawat tempur kelas atas seperti F-35 Joint Strike Fighter atau F-22 Raptor untuk misi patroli sekutu rutin, misalnya, membutuhkan biaya yang berlebihan.

Lockheed Martin, produsen F-35, memperkirakan biaya jet tempur per jam penerbangan adalah USD36.000, dengan tujuan untuk menguranginya menjadi USD25.000 pada akhir 2025. Menurut Kelly, biaya itu bertambah.

Selain biaya, Kelly mengatakan peran F-35 sebagai perdana, jet tempur multiperan tetap tidak berubah, meskipun ada diskusi tentang pengembangan pesawat tempur baru.

"Itu masih akan menjadi inti dari apa yang Angkatan Udara kami lakukan selama beberapa dekade mendatang," katanya.

Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Charles "CQ" Brown minggu ini membantah laporan bahwa F-35 adalah kegagalan Pentagon berbiaya tinggi, dengan mengatakan itu "tidak mendekati kasusnya."

Brown mengatakan kepada wartawan pada 17 Februari bahwa Angkatan Udara tidak menutup kemungkinan membawa jet tempur baru ke dalam inventarisnya karena tampaknya akan menggantikan pesawat F-16 Fighting Falcon generasi keempat yang lebih tua, yang juga dibuat oleh Lockheed Martin.

Sejak dimulainya program Joint Strike Fighter, Angkatan Udara telah menyatakan bahwa Falcon yang lebih tua harus diganti dengan F-35 Lightning II generasi kelima. Beberapa kritikus memandang komentar Brown minggu lalu sebagai pertanda kematian jet tempur siluman.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: