Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serangan DDoS Mengancam, Nasabah Ragukan Sistem Keamanan Perbankan

Serangan DDoS Mengancam, Nasabah Ragukan Sistem Keamanan Perbankan Kredit Foto: Shutterstock/LookerStudio
Warta Ekonomi, Jakarta -

F5 Indonesia, perusahaan penyedia teknologi terkait keamanan pusat data dan cloud, mengungkapkan bahwa serangan distributed denial-of-service (DDoS) menjadi ancaman terbesar bagi organisasi layanan keuangan, khususnya perbankan. Serangan yang menyumbang 32% dari semua insiden yang dilaporkan ini bisa mengakibatkan kerusakan pada akun pengguna hingga gangguan layanan keuangan.

Di samping itu, serangan pencurian data yang umumnya digunakan untuk memeroleh akses ilegal terhadap akun menyumbang 41% dari semua serangan terhadap organisasi jasa keuangan selama periode tiga tahun penuh.

"Perbankan masih punya banyak PR bagaimana untuk meningkatkan keamaan siber," kata Surung Sinamo, Country Manager F5 Indonesia, dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/3/2021).

Baca Juga: Ancaman Siber Naik Sejak Pandemi, Begini Loh Cara Atasinya

Hal ini membikin nyaris setengah nasabah Indonesia meragukan sistem keamanan siber organisasi layanan keuangan. Menurut F5's Curve of Convenience 2020 Report: The Privacy Convenience Paradox, hanya sekitar 57% nasabah di Indonesia yang percaya layanan keuangan cukup efektif dalam hal privasi data dan perlindungan informasi pribadi.

"Karena itu, keamanan siber yang kuat untuk layanan keuangan sangat penting karena mereka perlu menyeimbangkan antara keamanan dengan kenyamanan pelanggan," jelas Surung.

Ia membeberkan bahwa nasabah Indonesia mengharapkan fitur pada aplikasi mobile yang terintegrasi dengan baik, seperti kemampuan untuk menyetor uang dan menerima notifikasi aktivitas perbankan secara real-time. 

"Penyedia jasa keuangan perlu berinteraksi dengan pelanggan di banyak touchpoint dan diharapkan mampu memberikan pengalaman perbankan yang terintegrasi," bebernya.

Nasabah juga mendambakan personalisasi dan relevansi kontekstual. Hal ini menekankan pentingnya layanan keuangan untuk memanfaatkan wawasan dari data untuk menciptakan servis yang lebih personal yang dapat mendorong untuk menghasilkan revenue baru.

"Mereka (penyedia layanan keuangan) dituntut menyediakan platform digital yang mudah digunakan dan dapat diakses di berbagai perangkat," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: