Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh Seram! Ada 495 Juta Serangan Siber Sepanjang 2020, Ini Jenis Serangan Terbanyak!

Duh Seram! Ada 495 Juta Serangan Siber Sepanjang 2020, Ini Jenis Serangan Terbanyak! computer keyboard in front of the displayed cyber code in this illustration picture taken on March 1, 2017. | Kredit Foto: Reuters/Kacper Pempel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah melonjaknya kegiatan daring saat pandemi, terjadi peningkatan serangan siber pada 2020, menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Menurut Plt Kepala Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopskamsinas) BSSN, Adi Nugroho hal itu menjadi tantangan tersendiri sepanjang 2020.

"Tantangan pada 2020, sama-sama kita ketahui, selain peningkatan internet, kita juga dipaksa beralih bekerja dan belajar dari rumah, serta belanja dari rumah. Itu menjadi tantangan tersendiri," jelas Adi melalui Webinar Publikasi Hasil Monitoring Keamanan Siber 2020, dikutip Kamis (3/3/2021).

Baca Juga: WFH Ancam Keamanan Data Perusahaan, Makanya Pakai Solusi Berbasis Cloud Ini

Baca Juga: Waspada! Analis Wall Street Ini Bilang Harga Tinggi Bitcoin Gak Bakal Awet

Serangan siber naik sampai 2 kali lipat daripada 2019; mencapai 495.337.202 (495,3 juta kali). Jenis serangan apa yang paling banyak? Malware dan trojan.

Adi menambahkan, "Kalau kita lihat 495 juta tadi, 45% berhubungan dengan malware, 37% aktivitas trojan."

Kebocoran data pun meningkat di tengah pandemi, di mana peretas menargetkan data pribadi pengguna. Buktinya, 9% aktivitas lain berbentuk kebocoran informasi.

"Seperti open directory listing open configuration dan unsecure connection," tambahnya.

Parahnya, kebocoran data dominan justru terjadi di sektor pemerintah. Mengapa itu terjadi? Menurut Adi, kemungkinan, pegawai pemerintah menggunakan komputer pribadi yang tak memiliki antivirus dan anti-malware.

Ia berujar, "Kemudian, data kredensialnya dicuri."

Aktivitas keuangan pun menjadi target peretas lain. Begitu pula dengan naiknya peretasan virus, penipuan lewat email (phishing), dan aktivitas mencurigakan bertema COVID-19.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: