Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Aliran Duit Suap Ekspor Benur Mengalir Deras Sampai Ke Penjara Cipinang

Ternyata Aliran Duit Suap Ekspor Benur Mengalir Deras Sampai Ke Penjara Cipinang Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seperti lirik lagu Bengawan Solo, aliran duit suap ekspor benih lobster atau benur mengalir sampai jauh, ke mana-mana. Diterima atlet hingga sipir penjara.

Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, penyidik ikut memeriksa sipir Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang bernama Rahmatullah. Ia diperiksa KPK sebagai saksi untuk tersangka Amiril Mukminin.

Baca Juga: KKP Kembali Larang Ekspor Benur, Karena ....

“Rahmatullah didalami pengetahuannya terkait dugaan aliran sejumlah dana yang ditransfer oleh tersangka AM (Amiril Mukminin),” ungkapnya.

Ali tak menjelaskan, untuk keperluan apa Amiril mengirim uang ke sipir penjara itu. Menurutnya, setiap saksi yang dipanggil tentunya punya informasi mengenai perkara yang tengah diusut. “Akan didalami lebih lanjut dugaan aliran uang kepada saksi tersebut,” katanya.

Amiril merupakan sekretaris pribadi mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo. Ia ditetapkan sebagai tersangka kasus ini bersama Edhy, dua Staf Khusus Edhy: Safri dan Andreau Misanta Pribadi, pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK) Siswadi dan Ainul Faqih, staf Iis Rosita Dewi. Iis adalah istri Edhy. Satu tersangka lagi Direktur PT Dua Putra Perkasa Pratama (DPP), Suharjito.

Bersamaan dengan Rahmatullah, penyidik memanggil 11 orang untuk menjadi saksi kasus ini. Namun hanya ada empat yang penuhi panggilan. Mereka adalah karyawan money changer Bintang Valas Abadi Aisyiah Paulina, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan pada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda, Direktur Utama PT ACK Amri, dan pegawai KKP Rochmat M Rofiq.

“Pada para saksi ini, tim penyidik KPK melakukan penyitaan atas berbagai barang bukti yang terkait dengan perkara,” jelas Ali.

Sementara saksi yang mangkir dari panggilan KPK adalah Iis Rosita Dewi. Istri Edhy Prabowo itu menjabat anggota Komisi V DPR dari Fraksi Gerindra.

Iis mangkir bersamaan dengan Mohamad Ridho (karyawan swasta), Mohammad Sadik (pensiunan PNS), Siti Maryam (mahasiswi). Kemudian, staf Hukum Operasional BCA Randy Bagas Prasetya, notaris Lies Herminingsih dan terakhir, Ade Mulyana Saleh disebut wiraswasta.

Ali mewanti-wanti para saksi agar bersikap kooperatif dan bersedia memenuhi panggilan KPK. Ia juga mengimbau kepada setiap pihak yang mengetahui aset-aset tersangka —baik harta bergerak ataupun tidak bergerak— agar melaporkannya ke KPK.

KPK terus menelusuri aliran duit benur. Sebelumnya terkuak, ada fulus yang mengalir ke atlet bulutangkis untuk membiayai latihan hingga sewa apartemennya.

Kasus ini bermula dari penerbitan Surat Keputusan Nomor 53/KEP MEN-KP/2020 tentang Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Perizinan Usaha Perikanan Budidaya Lobster pada 14 Mei 2020.

Edhy Prabowo yang menjabat Menteri KP menunjuk dua Staf Khususnya: Andreau Pribadi Misanta dan Safri sebagai Ketua dan Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence). Salah satu tugas tim adalah memeriksa kelengkapan administrasi dokumen yang diajukan oleh calon eksportir benur.

Pada awal Oktober 2020, Direktur PT Dua Putra Perkasa Pratama (DPPP), Suharjito datang ke lantai 16 kantor KKP dan bertemu dengan Safri. Ia hendak mengajukan izin untuk ekspor benur.

Dalam pertemuan tersebut disampaikan bahwa untuk melakukan ekspor hanya bisa melalui forwarder PT ACK (Aero Citra Kargo) dengan biaya angkut Rp 1.800/ekor.

PT DPPP lalu mentransfer uang ke rekening PT ACK Rp 731.573.564. PT ACK dikendalikan Amri dan Ahmad Bahtiar, orang yang ditunjuk Edhy Prabowo. Uang eksportir benur ditarik dari rekening PT ACK. Dipindahkan ke rekening Amri dan Bahtiar. Jumlahnya Rp 9,8 miliar.

Selanjutnya pada 5 November 2020, Ahmad Bahtiar mentransfer Rp 3,4 miliar ke rekening atas nama Ainul Faqih selaku staf istri Edhy. Uang itu, diper­untukkan bagi keperluan Edhy, istrinya Iis Rosita Dewi, Safri, dan Andreau Misanta Pribadi.

Uang digunakan untuk belanja Edhy dan Iis di Honolulu AS pada 21 sampai dengan 23 November 2020. Di antaranya jam Rolex dan tas mewah. Totalnya menghabiskan Rp 750 juta. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: