Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rebutan Partai Hal Lumrah di Indonesia, Terpilihnya Moeldoko Sudah Disetting Secara Profesional

Rebutan Partai Hal Lumrah di Indonesia, Terpilihnya Moeldoko Sudah Disetting Secara Profesional Kredit Foto: Antara/Endi Ahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Political And Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai, konflik di tubuh Partai Demokrat yang melahirkan dualisme kepengurusan sudah diprediksi sejak awal. Bahkan, ia menduga terpilihnya KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum melalui KLB di Deliserdang sudah disetting secara rapih.

"Terpilihnya Moeldoko memang sudah di setting secara profesional. Saya nilai dualisme Partai Demokrat dengan ditetapkannya mantan Panglima TNI Jenderal Purn Moeldoko sebagai ketua Partai Demokrat KLB Sumut bisa di bawah bakal ke ranah hukum," ujarnya saat dihubungi, Selasa (9/3/2021).

Baca Juga: Moeldoko Terngiang Pesan Adik Ipar SBY: Moel, kalau Kamu Tidak Bisa Memberi Jangan Pernah Mengambil

Dia mengatakan, kini kedua kubu saling melaporkan ke Kemeneterian Hukum dan HAM. Utamanya kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengklaim sebagai kepengurusan yang sah. Tapi, bukan tidak mungkin, kubu Moeldoko juga bisa mendapatkan surat keabsahaan dari pemerintah.

"Kejadian Muhaimin Iskandar saat mengambil alih partai PKB akhirnya terwujud dan dia menang dalam proses hukum. Belum lagi partai Golkar saat Yusuf Kalla mengambil alih dari Akbar Tanjung," tutur Jerry.

"Bahkan PPP versi Romy Romahurmuziy muktamar Pondok Gede mengambil alih PPP dari Djan Farid," imbuhnya.

Jerry menganggap, memang di Indonesia soal rebut merebut partai sudah tak lazim lagi. Ilustrasinya : si A yang mendirikan dan membesarkan tapi si B yang mencaplok atau take over mengambil alih sudah hal yang lumrah.

Kembali ke soal konflik Demokrat, Jerry menilai, linguistik verbal politik Moeldoko memang sejak awal agak mencurigakan. Sehingga ia menduga hal ini sudah dipersiapkan secara matang dan mapan. Kunci utamanya hingga Moeldoko diusung oleh para tokoh-tokoh penting yakni klaim menurunnya jumlah suara dan kursi di DPR.

Jika merujuk pada hasil pemilu-pemilu sebelumnya, partai Demokrat menjadi partai yang ditakuti Golkar dan PDIP pada tahun 2004 dan 2009.

Dia menuturkan, pada Pemilu 2009, Partai Demokrat menjadi Pemenang Pemilu Legislatif 2009. Partai Demokrat memperoleh 148 kursi di DPR RI, setelah mendapat 21.703.137 total suara (20,4%). Partai Demokrat meraih suara terbanyak di banyak provinsi, hal yang pada pemilu sebelumnya tidak terjadi, seperti di Aceh, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Belum lagi, sambung dia, munculnya generasi ke 4 dan 5 yang kebanyakan duduk di posisi pimpinan Demokrat. Paling tidak ada kecemburuan dari para senior dan pendiri partai.

Di sisi lain, pendekatan persuasif dari AHY yang kurang hingga membuat sikap apatis terhadapnya. "Sebetulnya jika Edhie Baskoro yang naik maka lain lagi. Sebetulnya Edhie Baskoro lebih diterima di internal ketimbang AHY," bebernya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: