Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Heboh Prahara Demokrat, Ini Deretan Kudeta Partai Politik dari Zaman Orba Hingga Era Reformasi

Heboh Prahara Demokrat, Ini Deretan Kudeta Partai Politik dari Zaman Orba Hingga Era Reformasi Kredit Foto: Antara/Endi Ahmad

Setelah beragam desakan, akhirnya MLB pun dilaksanakan. Namun, nyatanya MLB sama-sama dilaksanakan oleh kedua belah pihak.

Anggota PKB yang mengikuti Gus Dur melaksanakan MLB di Ponpes Al-Asshriyyah, Bogor. Sedangkan yang mengikuti Cak Imin melaksanakannya di Hotel Mercure, Ancol.

Keputusan akhir MLB yang digelar Gus Dur menetapkan dirinya sebagai Ketua Umum Dewan Syuro dan Ali Masykur Musa sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz. Sedangkan MLB Cak Imin menetapkan dirinya sebagai Ketua Umum PKB dan KH Aziz Mansyur sebagai Ketua Umum Dewan Syuro.

4.Golkar: Aburizal Bakrie vs Agung Laksono

Golkar juga tak lepas dari dualisme dalam tubuh partainya. Tercatat di tahun 2014, partai pohon beringin ini sempat mengalami dualisme kepengurusan. Kejadian ini bermula ketika musyawarah nasional (munas) Golkar di Bali, dianggap tidak demokratis.

Hal ini bermula ketika Airlangga Hartanto dan Hajriyanto mengundurkan diri dari bursa calon Ketum Partai Golkar. Membuat munas Bali berakhir dengan terpilihnya Aburizal Bakrie sebagai ketum Golkar yang baru.

Tak terima dengan fakta ini, beberapa anggota Golkar menggelar munas tandingan di Ancol. Munas ini berakhir dengan Agung Laksono yang terpilih sebagai Ketum baru Partai Golkar.

Pada Maret 2015, Pemerintah lewat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) memutuskan hasil munas Ancol yang disetujui legalitasnya. Keputusan ini diduga muncul karena Agung Laksono memihak pada pemerintahan Jokowi sedangkan Ical bertindak sebagai oposisi.

Setelah intrik dan perdebatan yang panjang, akhirnya dualisme ini berhasil diakhiri pada 2016. Kedua belah pihak setuju untuk menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Mei 2016.

Tak seperti pemilihan sebelumnya, kali ini Agung dan Ical justru tidak mencalonkan diri sebagai ketum Golkar yang baru. Munaslub ini menghasilkan putusan akhir, yang menunjuk Setya Novanto menjadi Ketum baru partai Golkar periode 2016-2019.

5.Partai Persatuan Pembangunan (PPP): Djan Faridz vs Romahurmuziy (Romy)

PPP mengalami kisruh dualisme setelah Suryadhrama Ali ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus korupsi penyelenggaraan haji pada tahun 2014.

Romahurmuziy yang waktu itu menduduki jabatan sekretaris jenderal di PPP, memutuskan untuk memecat Ali dari jabatannya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: