Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jika Sukses di Solo, Mas Gibran Bisa Ikuti Jejak Jokowi, Maju di Pilkada DKI Jakarta

Jika Sukses di Solo, Mas Gibran Bisa Ikuti Jejak Jokowi, Maju di Pilkada DKI Jakarta Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka menjadi salah satu tokoh yang juga disebut-sebut berpotensi ikut meramaikan Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang agendanya digelar pada 2014 mendatang.

Bahkan, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul pernah mengungkapkan, Gibran berpeluang mengikuti jejak bapaknya, Jokowi untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta setelah sukses memimpin Kota Solo.

Baca Juga: Ikut Peletakan Batu Pertama Grand Mosque Solo, Mas Gibran Manggung Terus Nih

"Setelah nanti dilantik sebagai Wali Kota Solo dan kerja yang baik untuk Rakyat Solo dan memenuhi janji-janji kampanyenya priode pertama, Mas Gibran punya kesempatan untuk maju calon Gubernur DKI 2024 Sukses terusssssss MERDEKA," ujar Ruhut Sitompul dalam akun Twitter-nya, @ruhutsitompul, dikutip Jumat 11 Desember 2020.

Adapun Gibran kini menjabat sebagai wali kota Solo setelah resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Jumat 26 Februari 2021.

“Gibran Rakabuming Raka punya peluang untuk maju di Pilkada DKI Jakarta mendatang jika mampu membuktikan leadership-nya sebagai Walikota Solo dengan kinerja yang bagus,” ujar pengamat politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Rabu (10/3/2021).

Dilihat dari demografi pemilih, lanjut Igor, Pilkada tahun 2024 akan didominasi pemilih milenial. Menurut Igor, saat ini milenial bukan sekadar objek politik, tapi sudah menjadi subjek politik.

“Branding Gibran masuk dalam lingkaran salah satu pemimpin muda milenial, seperti AHY dan Sandiaga Uno,” kata Igor.

Akan tetapi, sambung Igor, untuk bisa juara di perhelatan Pilkada DKI Jakarta 2024 nanti bukan perkara mudah. “Gibran menang di Pilwalkot Solo 2020 hanya melawan pasangan calon independen, bukan 'tokoh nasional' yang diusung oleh parpol,” ungkap Igor yang juga sebagai Director Survey dan Polling Indonesia (SPIN) ini.

Diakui Igor, memang di dalam kontestasi Pilkada, figur yang diusung jauh lebih penting ketimbang partai yang mengusung. “Tetapi jika Anies Baswedan maju kembali dia punya pemilih idiologis yang loyal di Jakarta, apalagi Anies juga adalah figur petahana yang dianggap representasi bagi masyarakat yang kritis dengan pemerintah,” ujar Igor.

Igor mengatakan, tingkat popularitas dan tingkat kesukaan Gibran cukup tinggi di Solo, tetapi belum tentu tingkat popularitas dan likeability Gibran juga akan equivalen bagi publik Jakarta seperti di Solo.

Menurut Igor, minimal ada tiga faktor penentu kemenangan figur di Pilkada DKI 2024 nanti, yaitu isu atau wacana yang akan dimainkan, dukungan parpol, dan faktor pemilih (milenial dan muslim moderat).

“Dukungan parpol mungkin dengan mudah di dapat Gibran, tetapi isu politik dinasti bisa dimainkan kencang, dan ini bisa memengaruhi pemilih milenial dan muslim moderat di Jakarta. Asumsinya jika Gibran bukan anak dari Presiden Jokowi, pasti tidak akan diusung dan didukung di Pilwalkot Solo kemarin, apalagi Pilkada Jakarta 2024,” kata Igor.

Lebih lanjut Igor mengatakan, Presiden Jokowi sendiri lebih memilih Pilkada digelar serentak di 2024 daripada normalisasi 2022-2023. “Di sini peluang Gibran akan terbuka lebar. Saat ini, bisa memanfaatkan panggung politiknya di Solo dulu secara maksimal terlebih dahulu dengan program kerjanya, terutama yang terkait soal pembangunan (pengentasan kemiskinan), pemberdayaan UMKM dan penanggulangan Covid-19 di Solo,” kata Igor.

Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam pun menilai peluang Gibran maju di Pilkada DKI Jakarta mendatang juga besar. Setidaknya, kata Arif, ada beberapa modal politik. “Pertama, anak presiden sehingga bisa memanfaatkan Jokowi effect,” kata Arif kepada SINDOnews secara terpisah.

Kedua, kata Arif, jika Gibran mampu menjadi kepala daerah berprestasi maka akan mendongkrak elektabilitasnya. “Ketiga, berasal dari partai besar yakni PDIP. Meski demikian, Gibran sebaiknya menuntaskan dulu di Solo agar kemampuan dan jam terbangnya teruji,” ujar Arif.

Namun, untuk saat ini, elektabilitas Gibran dinilai masih kalah dari Anies Baswedan. “Kalau Pilkada hari ini masih menang Anies karena elektabilitasnya masih tertinggi. Selain itu, Gibran juga masih belum menunjukkan kemampuannya sebagai kepala daerah. Gibran masih butuh waktu dan jam terbang agar publik bisa menilai,” pungkas Arif.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai terlalu halusinatif mempromosikan Gibran Rakabuming Raka ke Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Pasalnya, kiprah Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu belum diketahui publik.

"Terlalu halusinatif mempromosikan Gibran untuk kontestasi Pilkada DKI atau bahkan pilpres, publik belum pernah tahu kiprah Gibran dalam kepemimpinan publik juga pembangunan," ujar Dedi Kurnia Syah kepada SINDOnews, Selasa 16 Februari 2021.

Menurut dia, layak tidaknya Gibran Rakabuming Raka mengikuti kontestasi pilkada, bukan soal waktu. Tetapi, lanjut dia, soal kepantasan dari sisi kinerja serta dukungan publik. "Jika Gibran berhasil membuktikan diri sebagai pemimpin di Surakarta dengan baik, maka bukan tidak mungkin ia dengan mudah maju ke tingkat lebih tinggi," pungkasnya.

Beberapa waktu lalu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Irwan mencurigai Presiden Jokowi tengah mempersiapkan Gibran Rakabuming Raka maju Pilkada DKI Jakarta 2024. Kecurigaannya itu muncul setelah Partai NasDem dan Golkar balik badan yang kini menjadi dukung Pilkada serentak 2024.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: