Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2017 lalu, program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) masih dilaksanakan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan secara bertahap. Dalam kegiatan replanting tersebut, pohon sawit yang sudah tua biasanya hanya dibuang atau tidak termanfaatkan.
Terkait hal ini, Bupati Dodi Reza Alex Noerdin dan Wakil Bupati Beni Hernedi mendorong masyarakat untuk memanfaatkan limbah sawit hasil replanting agar menjadi produk yang bernilai ekonomis. Pemerintah Sumatera Selatan bekerja sama dengan PT Revorma Sagara Artha (RSA) Technology yang mempunyai teknologi pengolah batang sawit menjadi sebuah produk briket bioenergi dan bahan bakar.
Baca Juga: Dampak Banjir dan Musim, Produksi Sawit Turun 7,1%
"Kita menginginkan agar potensi sumber daya alam dan perkebunan itu selalu memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat," kata Beni.
Sebelum diolah menjadi bioenergy dengan mesin tersebut, batang sawit yang di-replanting juga dapat dimanfaatkan menjadi gula merah dengan menampung kandungan nira. "Hari ini kita mencoba bagaimana agar di Muba batang sawit itu dibuat gula merah. Setelah gula merah habis, kita menciptakan sebuah produk biomassa, menjadi bahan bakar," ujar Beni.
Komisaris Utama PT RSA Technology, Irastu Linggawara, mengatakan, "Kita sendiri sudah bergerak di pengelolaan sampah perkotaan di Bandung. Untuk sampah dari kelapa sawit, kemarin kita sudah menguji dan ini sangat bisa diolah karena kita mengolah sampah organik yang lebih mudah pengelolaannya dari sampah perkotaan."
Senada dengan hal tersebut, Direktur Kebun PT Pinago Utama Tbk, Thomas Valian, mengatakan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas yang dapat dikaryakan menjadi berbagai produk bahkan setelah di-replanting.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: