Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendag Habis Dibombardir, Oposisi dan PDIP Tolak Impor Beras 1 Juta Ton

Mendag Habis Dibombardir, Oposisi dan PDIP Tolak Impor Beras 1 Juta Ton Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

Kritikan impor beras juga datang dari ekonom senior, Faisal Basri. Dia menilai, kebijakan impor beras hanya menguntungkan pemburu rente dan merugikan petani. Soalnya, awal tahun ini, petani akan menghadapi panen raya.

Dalam tulisan bertajuk “Mau Impor Beras Besar-besaran Lagi: Pemburuan Rente Lagi, Rente Lagi” yang diunggah di blog pribadinya, Faisal memaparkan berbagai data yang detail kenapa tak perlu impor.

Menurut dia, kebijakan tersebut berpotensi mengulang kesalahan yang sama pada 2018. Akibat impor saat itu, stok beras melonjak lebih dua kali lipat dari 0,9 juta ton pada akhir 2017 menjadi 2 juta ton pada akhir 2018. Bulog akhirnya kewalahan mengelola stok sebanyak itu.

Kualitas beras merosot, bahkan ada yang menjadi tidak layak konsumsi. Ongkos pemeliharaan meningkat. Yang lebih mendasar lagi, kemampuan Bulog menyerap beras dari petani menjadi terbatas.

 

Karena itu, ia minta Jokowi menyentil menteri-menteri yang gandrung impor. “Mereka mau gampangnya saja, lebih mengedepankan percaloan yang menguntungkan segelintir orang ketimbang kebijakan kreatif dan inovatif yang menaburkan maslahat bagi banyak orang,” katanya.

Baca Juga: Impor Beras dan Tudingan Adanya Perburuan Rente?

Sekjen PAN, Eddy Soeparno ikut mengkritik rencana impor beras. Eddy sependapat dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang mengusulkan menunda impor beras. Menurutnya, kebijakan itu berpotensi membuat harga beras lokal turun, sehingga mengancam kesejahteraan petani.

“Akan sangat bijak jika Kementerian Perdagangan menerima masukan dan mendengarkan aspirasi kepala daerah sebelum mengambil kebijakan impor beras ini,” ujar Eddy yang juga Anggota DPR ini.

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menilai, kebijakan impor ini telah menyakiti para petani, karena momennya tidak tepat. Gara-gara wacana impor harga gabah dikabarkan anjlok.

“Bisa lihat akhir-akhir ini petani di berbagai daerah banyak yang menjerit. Pemerintah ketika baru merencanakan impor saja itu dampaknya secara psikologis itu sudah menekan harga, baik harga gabah maupun harga beras,” kata Khudori.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: