Dubes Inggris Buka Suara, Sebut Tak Ada Diskriminasi untuk Indonesia di All England
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins mengatakan bahwa tidak ada tindakan diskriminasi terhadap atlet Indonesia yang berlaga di All England. Dia menuturkan, keputusan NHS, yang akhirnya membuat tim Indonesia mundur dari All England , adalah sebuah kemalangan semata.
Jenkins mengatakan, dia sangat sedih atas kejadian yang sangat disayangkan ini, yang telah menyebabkan tim bulu tangkis Indonesia gagal mengikuti turnamen All England.Baca juga: Suasana Kepulangan Tim Indonesia Usai Dipaksa Mundur dari All England.
Baca Juga: Akun Instagram All England Raib Berkat Netizen Indonesia, Presiden BAC: Saya Bangga dan Ini Aset
Dia mengaku bisa merasakan kekecewaan para penggemar bulutangkis di Indonesia dan terutama kekecewaan para atlet yang telah bekerja sangat keras untuk mencapai puncak prestasi mereka.
"Saya berharap kita semua dapat memahami bahwa tidak ada tindakan ataupun perlakuan diskriminasi yang terjadi. Semua orang yang berkunjung ke Inggris harus mengikuti aturan yang berlaku untuk melindungi kesehatan sesama pengunjung, dan masyarakat yang lebih luas di Inggris," ujarnya.
"Insiden ini adalah sebuah kecelakaan murni (bukan kesalahan siapa pun), tim bulu tangkis Indonesia dan para penumpang lain, termasuk seorang pemain bulu tangkis Turki, tiba di Inggris dengan pesawat yang membawa seseorang yang kemudian dinyatakan positif Covid-19," sambungnya, seperti dikutip Sindonews dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pada Senin (22/3/2021).
Diplomat senior Inggris itu mengatakan penerbangan ini adalah sebuah pesawat kecil dengan lorong tunggal. Dalam situasi seperti ini, jelasnya, tindakan yang normal dilakukan adalah, menyatakan seluruh penumpang yang ada di dalam penerbangan tersebut telah terpapar Covid-19.
Ini berarti, papar Jenkins semua orang di pesawat itu harus melakukan isolasi mandiri untuk melindungi kesehatan masyarakat. Dia menegaskan peraturan pemerintah Inggris tidak mengizinkan pengecualian apapun terkait persyaratan isolasi mandiri ini.
Di Inggris, jelas Jenkisn, setiap orang diperlakukan sama, tanpa memandang siapapun Anda. Sebagai contoh,Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diminta untuk mengisolasi diri selama 10 hari pada bulan November tahun lalu, setelah bertemu dengan seseorang yang kemudian dinyatakan positif Covid-19.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto