Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Fear of Missing Out (FoMO)?

Apa Itu Fear of Missing Out (FoMO)? Kredit Foto: Unsplash/Rami
Warta Ekonomi, Jakarta -

Fear of Missing Out (FoMO), atau dalam bahasa Indonesia "takut untuk ketinggalan", telah menjadi fenomena nyata yang menjadi makin umum dan dapat menyebabkan seseorang menjadi stres berat dalam hidupnya. Ini dapat memengaruhi hampir semua orang, tetapi beberapa orang memiliki risiko yang lebih besar. Untuk itu, Anda harus mengetahui tentang apa itu FoMO beserta sejarah kemunculannya, bagaimana mengenalinya dalam hidup Anda, dan bagaimana cara mengurangi atau mengatasi FoMO agar tidak berdampak negatif pada kehidupan Anda.

Definisi dari FoMO

Fear of Missing Out (FoMO) atau rasa takut untuk ketinggalan mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik daripada Anda. Ini menyebabkan rasa iri yang dalam serta memengaruhi harga diri Anda. Ini sering diperburuk oleh situs media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Baca Juga: Apa Itu Binance Smart Chain?

FoMO bukan hanya perasaan bahwa mungkin ada hal-hal yang lebih baik yang dapat Anda lakukan saat ini, tetapi juga perasaan bahwa Anda kehilangan sesuatu secara fundamental yang dialami orang lain saat ini.

Ini dapat berlaku untuk apa saja, mulai dari pesta pada Jumat malam hingga promosi di tempat kerja, tetapi selalu melibatkan perasaan yang tidak berdaya bahwa Anda telah melewatkan sesuatu yang besar.

Awal Mula Kemunculan FoMO

Gagasan bahwa Anda mungkin melewatkan "waktu yang baik" bukanlah hal baru di era kita. Namun, meskipun mungkin telah ada selama berabad-abad (Anda dapat melihat bukti FoMO dalam berbagai teks kuno), FoMO telah dipelajari selama beberapa dekade terakhir, dimulai dari makalah penelitian tahun 1996 oleh ahli strategi pemasaran, Dr. Dan Herman, yang menciptakan istilah "fear of missing out".

Sejak kemunculan media sosial, bagaimanapun, FoMO menjadi lebih jelas dan telah dipelajari lebih sering. Media sosial telah mempercepat fenomena FoMO dalam beberapa cara. Ini memberikan situasi di mana Anda membandingkan kehidupan biasa Anda dengan hal-hal penting dalam kehidupan orang lain.

Oleh karena itu, perasaan "normal" Anda akan menjadi terganggu dan Anda tampaknya akan melakukan hal yang lebih buruk daripada teman-teman Anda. Anda mungkin melihat foto detail teman-teman Anda yang menikmati saat-saat menyenangkan tanpa Anda, sesuatu yang mungkin belum disadari oleh orang-orang pada generasi sebelumnya.

Media sosial menciptakan platform untuk menyombongkan diri; di sinilah setiap benda, peristiwa, dan bahkan kebahagiaan itu sendiri tampaknya bersaing pada saat-saat tertentu. Orang-orang akan membandingkan pengalaman mereka yang terbaik dan sempurna, yang mungkin membuat Anda bertanya-tanya apa yang kurang dari diri Anda.

Bagaimana Cara Mengenali FoMO, dan Apa Efek Sampingnya?

Cepat atau lambat, semua orang akan merasa takut ketinggalan informasi ketika sesuatu yang menarik sedang terjadi, muncul perasaan cemburu saat melihat feeds media sosial orang lain, dan gangguan kecemasan menjadi penyakit mental yang dapat sewaktu-waktu menjangkiti seseorang. FoMO sendiri merupakan penyakit mental yang perlu diobati. Ini bisa mencapai tingkat stres yang tinggi atau bahkan mencapai level patologis, dengan implikasi serius bagi kesehatan kita.

Karena FoMO dan kecanduan akan media sosial sangat berkaitan erat, Anda seharusnya perlu mengetahui apakah Anda sudah memiliki gejala yang mengkhawatirkan atau belum. Untuk itu, berikut adalah beberapa pertanyaan yang harus Anda jawab sendiri agar bisa mengetahui apakah Anda terindikasi FoMO atau tidak.

• Apakah Anda sering memeriksa feeds media sosial Anda setiap hari, bahkan saat sedang liburan?

• Saat melakukan aktivitas dengan teman, apakah Anda sering memikirkan hal tentang apa, bagaimana, dan di saluran media sosial mana Anda akan mem-posting?

• Apakah Anda suka merasa gelisah atau gugup jika tidak tahu apa yang sedang dilakukan teman-teman Anda?

• Apakah Anda akan merasa sedih ketika Anda sedang membuka media sosial, kemudian mengetahui bahwa teman-teman Anda melakukan sesuatu tanpa Anda?

• Apakah Anda suka memeriksa feeds media sosial saat berada di tempat kerja atau saat makan siang?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: