Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLTS Atap Alternatif Percepat Pengembangan Energi Terbarukan

PLTS Atap Alternatif Percepat Pengembangan Energi Terbarukan Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada banyak alternatif energi terbarukan untuk memenuhi target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terutama PLTS Atap adalah salah satu kunci untuk memenuhi target tersebut.

PLTS Atap dirasa sangat efektif untuk mensukseskan program pemerintah yakni meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional melalui pengembangan penggunaan EBT.

Baca Juga: PLTS Atap Efektif Tekan Tagihan Listrik Hingga 35%

Selain teknologinya yang relatif lebih mudah untuk diimplementasikan di segala area, penggunaan PLTS atap secara berkesinambungan juga berarti akan sejalan dengan program mitigasi perubahan iklim dengan penerapan teknologi ramah lingkungan yang rendah emisi karbon.

“Program penanggulangan dampak perubahan iklim dari pemerintah Indonesia sudah sangat serius, salah satunya melalui target pencapaian bauran Enegi Terbarukan di tahun 2025 melalui Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN). Pasokan matahari yang konsisten hadir setiap hari serta penerapan yang tidak memerlukan lahan terlalu luas, menjadikan PLTS Atap sebagai satu sektor industri yang terus didorong untuk berkembang,” kata Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dadan Kusdiana  dalam diskusi Sustainibility in The Digital Age beberapa waktu lalu.

Dadan menilai perkembangan penggunaan penggunaan PLTS Atap sangat pesat beberapa tahun terakhir ini. Hitungannya sudah ada sekitar 3.007 pelanggan PLTS dengan kapasitas 21,404 MWp, yang sebagian besar menggunakan PLTS Atap. Penggunaan PLTS Atap di sektor industri dan perumahan terus menerus secara bertahap meningkat

“Terlebih sekarang permintaan energi listrik sangat tinggi karena sebagian besar kegiatan belajar, bekerja dan bisnis dilakukan dari rumah. Masyarakat sudah sangat tergantung kepada pasokan energi listrik dan internet dalam kegiatan sehari-harinya. Salah satunya melaui Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA), masyarakat dan para stakeholders didorong untuk mulai menggunakan PLTS atap terutama dalam usaha mengurangi pengeluaran dari penggunaan energi sehari-hari di masing-masing bangunan,” tegas Dadan.

Ketua Umum Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma menambahkan meningkatnya pengguna internet akan berbanding lurus dengan pengembangan data center sebagai ekosistem hulu.

Kondisi ini akan membutuhkan penyokong suplai energi yang sangat besar dan karena itu kini data center mulai melirik pemanfaatan teknologi energi terbarukan.

“Data center adalah ekosistem di hulu untuk IT yang harus terus mengimbangi ekosistem hilirnya, yaitu pengguna internet yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dimana sekarang sudah sekitar 65% masyarakat Indonesia telah melek internet. Teknologi IT sudah mulai canggih kami pun juga menjadi tertarik dalam menerapkan PLTS Atap untuk menjaga stabilitas energi sekaligus mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan di Indonesia” Ujar Hendra Suryakusuma.

Head of Business Solution SUN Energy, I Made Aditya Suryawidya,mengatakan bahwa karakteristik kebutuhan energi di perusahaan data center bisa dijawab oleh pengggunaan PLTS, terutama oleh PLTS Atap atau on grid.

Ia mengatakan kebutuhan energi data center yang selalu memerlukan pasokan listrik selama 24 jam secara penuh tanda henti dan memiliki area atap yang bisa dimanfaatkan untuk pemasangan PLTS Atap.

“SUN Energy menawarkan investasi di awal adalah Rp. 0 bagi semua pihak, baik itu instansi, perusahaan, atau perumahan yang akan dipasang PLTS Atap. Semua biaya riset sampai pemasangan ditanggung oleh SUN Energy. Apabila sudah terpasang, akan terjadi penghematan pembayaran listrik PLN sekitar 30%. Yang penting pasang saja dulu,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: