Pengusiran Armada China Dilakukan, Rezim Duterte Pasang Kapal Perangnya di LCS
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji untuk melindungi wilayah maritim kedauatannya, di tengah kekhawatiran internasional atas beroperasinya kapal-kapal China di Laut China Selatan. Juru bicara Presiden Filipina mengatakan, komitmen itu diungkapkan Duterte saat pertemuan bilateral dengan Duta Besar China di Manila.
Filipina telah mengajukan protes diplomatik atas kehadiran lebih dari 200 kapal yang diyakini diawaki oleh milisi maritim, di Whitsun Reef yang masih bagian dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil sesuai klaim kedaulatan wilayah Filipina.
Baca Juga: Pengumuman, Filipina Mulai Buka Suara Usir 220 Kapal China dari LCS
"Presiden mengatakan sangat prihatin. Setiap negara akan prihatin dengan jumlah kapal sebanyak itu," juru bicara Duterte, Harry Roque, mengatakan pada konferensi pers ketika ditanya tentang pertemuan tersebut.
Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Kanada juga telah menyatakan kewaspadaannya terhadap banyaknya kapal China di perairan sengketa tersebut.
Perairan strategis yang diklaim banyak negara
Roque mengatakan, Duterte kembali menegaskan kepada Duta Besar China untuk Filipina, Huang Xilian, bahwa Filipina telah memenangkan kasus arbitrase penting pada tahun 2016, yang memperjelas hak kedaulatannya di tengah klaim China atas Laut China Selatan.
Putusan itu juga membatalkan klaim garis putus-putus China atas 90% Laut China Selatan, jalur perdagangan internasional yang menghasilkan $ 3,4 triliun (Rp 49.110 triliun) per tahun. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim atas perairan strategis itu.
Kedutaan China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pertemuan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto