Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang dengan Elon Musk, Miliarder Australia Ini Kritik Tajam Mobil Listrik

Perang dengan Elon Musk, Miliarder Australia Ini Kritik Tajam Mobil Listrik Kredit Foto: Pixabay

Inovasi ini pun terlihat menjanjikan di masa depan sebagai opsi lain atas dominasi Tesla yang berbahan bakar listrik. Meski demikian, kedua bahan bakar ini ramah lingkungan dan rendah karbon.

Namun, Musk menganggap 'bodoh' apabila menggunakan bahan bakar hidrogen untuk mobil ramah lingkungan. Dia juga menyebutnya "sel bodoh" dan "tumpukan sampah". Pada pertemuan pemegang saham pada tahun 2018 silam, Musk bahkan menyebut inovasi ini tidak mungkin sukses.

Saat memberikan pernyataan di depan audiens China, Musk menyebut bahwa penggunaan energi hidrogen justru tidak menjanjikan. Padahal, penggunaan bahan bakar hidrogen dinilai sejumlah pakar tidak memerlukan proses pembuatan baterai yang besar dan tidak ada tanggung jawab terkait daur ulang baterai bekas yang dihasilkan kendaraan listrik. Bahan bakar hidrogen juga memiliki risiko kerusakan lingkungan yang lebih kecil.

Namun, tetap saja menurut Bloomberg NEF dalam sebuah laporan tahun lalu tentang industri hidrogen; sebagian besar pasar mobil, bus, dan truk ringan lebih menyukai baterai sebagai solusi yang lebih murah daripada bahan bakar hidrogen.

Meski demikian, Forrest tetap optimis dengan adanya industri baru ini. Hal ini karena negara-negara seperti China, Jepang dan Korea Selatan juga memiliki rencana untuk meningkatkan penggunaan sel bahan bakar hidrogen. 

“Energi hijau perlu tersedia pada industri, skala global, dan dengan harga yang bersaing dengan bahan bakar fosil,” kata Forrest. 

"Ketika energi bahan bakar fosil menjadi lebih mahal daripada energi terbarukan, saat itulah kita akan mencapai titik kritis." lanjutnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: