Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Takeda Ajukan Regulasi Kandidat Vaksin DBD ke Uni Eropa dan Negara Endemik DBD

Takeda Ajukan Regulasi Kandidat Vaksin DBD ke Uni Eropa dan Negara Endemik DBD Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Perusahaan farmasi Takeda Pharmaceutical Company Limited (Takeda) mengajukan regulasi atas vaksin demam berdarah dengue (TAK-003) kepada lembaga obat-obatan Eropa, European Medicines Agency (EMA).

Vice President and Global Dengue Program Head Takeda, Derek Wallace mengatakan, kandidat vaksin TAK-003 tengah diteliti untuk pencegahan demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan serotipe virus pada individu berusia empat hingga 60 tahun. Dia menambahkan, Takeda juga bermaksud menyampaikan pengajuan regulasi di Indonesia, Argentina, Brasil, Kolombia, Malaysia, Meksiko, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand pada tahun 2021. Baca Juga: China Sumbang Vaksin, 100.000 Dosisnya Kini Tiba di Palestina

"Penyampaian pengajuan regulasi kandidat vaksin DBD TAK-003 menandai perkembangan penting bagi orang-orang yang tinggal atau bepergian ke berbagai komunitas yang terbebani oleh ancaman demam berdarah dengue," kata Wallace dalam siaran persnya, Selasa (30/3/2020).

Wabah DBD yang telah merenggut hidup setengah juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dapat membuat pemerintah dan masyarakat kewalahan karena dampaknya yang besar terhadap sistem perawatan kesehatan. Baca Juga: Perusahaan Ini Ciptakan Kotak Vaksin Covid-19 Serba Canggih, Gunanya...

Di Indonesia sendiri kasus demam berdarah dengue pada tahun 2020 kemarin mencapai 95.893 jiwa dengan jumlah kematian akibat DBD sebanyak 661 orang. Menurut Wallace, dengan terbatasnya pilihan yang ada untuk mencegah penyakit tersebut, muncul kebutuhan yang mendesak atas vaksin DBD. 

"Takeda berkomitmen untuk bekerja sama dengan otoritas regulator terkait serta lembaga pemberi rekomendasi untuk mendukung evaluasi atas penyampaian regulasi kami dan memperoleh akses untuk vaksi TAK-003," ungkapnya.

Takeda berpartisipasi dalam penilaian pararel pertama EMA atas pengunaan produk obat di Uni Eropa, dan menjalankan prosedur melalui EU-M4all (sebelum dikenal dengan Article 58) untuk negara-negara di luar kawasan Uni Eropa. 

Berdasarkan opini ilmiah yang dikeluarkan oleh Committee for Medicinal Products for Human Use (CHMP), regulator di tingkat nasional dari negara-negara yang berpartisipasi dalam prosedur EU-M4all akan melakukan penilaian mereka sendiri untuk menentukan apakah otorisasi pemasaran nasional untuk vaksin TAK-003 dapat diberikan. 

“Takeda juga tengah meminta persetujuan atas vaksin TAK-003 pada negara-negara endemik demam berdarah dengue yang tidak berpartisipasi dalam prosedur EU-M4all,” ujarnya.

Penyampaian pengajuan regulasi untuk vaksin TAK-003 mencakup data keamanan dan kemanjuran jangka panjang selama 36 bulan dari uji coba Imunisasi Tetravalen Fase 3 terhadap Studi Kemanjuran Demam Berdarah Dengue (Phase 3 Tetravalent Immunization against Dengue Efficacy Study/TIDES). Takeda bermaksud untuk mempresentasikan dan mempublikasikan rincian data 36 bulan pada pertemuan ilmiah serta pada jurnal penelaahan sejawat (peer-review) di tahun ini.

"Kami juga menyampaikan pengajuan regulasi di Amerika Serikat, diikuti dengan sejumlah negara lainnya di kawasan Asia dan Amerika Latin," ujarnya.

Wallace menjelaskan EU-M4all (Obat Uni Eropa untuk Semua) merupakan prosedur yang dirancang untuk memfasilitasi pasien dalam mengakses obat-obatan atau vaksin yang dimaksudkan untuk mencegah atau mengobati penyakit yang menjadi perhatian utama bidang kesehatan masyarakat.

Melalui prosedur EU-M4all (sebelumnya dikenal sebagai prosedur Article 58), lembaga EMA, berkerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bisa memberikan opini ilmiah tentang obat-obatan dan vaksin untuk penyakit prioritas kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk pasar di luar wilayah Uni Eropa.

Adapun, kandidat vaksin demam berdarah dengue tetravalent Takeda (TAK-003) dikembangkan berdasar pada virus serotipe 2 yang dilemahkan, yang akan menjadi “tulang punggung” genetis untuk keempat virus vaksin. Data fase klinis 2 pada kelompok anak dan remaja menunjukan bahwa TAK-003 menginduksi respons imun terhadap keempat serotipe demam bedarah dengue, baik pada partisipan seropositive dan seronegative, yang bertahan hingga 48 bulan setelah vaksinasi, dan vaksin ditemukan secara umum aman dan ditoleransi dengan baik.

Uji coba yang penting di tahap 3 TIDES memenuhi titik akhir utamanya dari keseluruhan kemanjuran vaksin (Vaccine Efficacy/VE) terhadap demam berdarah dengue yang dikonfirmasi secara virologi (VCD) pada tindak lanjut 12 bulan dan semua titik akhir sekunder pada tindak lanjut 18 bulan yang di mana terdapat beberapa kasus demam berdarah dengue, termasuk VE terhadap demam berdarah dengue yang dirawat di rumah sakit dan VE pada individu seropositive awal dan seronegative awal. Khasiat bervariasi berdasarkan serotipe. 

"Hasilnya menunjukan bahwa TAK-003 secara umum dapat ditoleransi dengan baik, dan tidak terdapat risiko keselamatan penting yang diamati hingga saat ini," imbuhnya.

Sementara itu, uji coba fase 3 TIDES yang tersamar ganda, acak, dikontrolkan plasebo tengah mengevaluasi keamanan dan kemanjuran dua dosis TAK-003 dalam pencegahan gejala demam berdarah dengue yang terkonfirmasi di laboratorium dengan semua tingkat keparahan dan yang disebabkan salah satu dari keempat serotipe virus pada kelompok anak dan remaja. 

Uji coba TIDES merupakann uji klinis intervensi terbesar Takeda hingga kini yang melibatkan lebih dari 20.000 anak dan remaja sehat berusia empat hingga 16 tahun yang tinggal di daerah endemik demam berdarah dengue. 

Wallace mengungkapkan peserta penelitian secara acak menerima TAK-003 0,5 mL atau plasebo dengan injeksi sub-kutan pada hari pertama dan hari ke-90. Penelitian ini terdiri dari lima bagian. Bagian 1 dan analisis titik akhir primer mengevaluasi kemanjuran vaksin (VE) dan keamanan selama 15 bulan setelah dosis pertama (12 bulan setelah dosis kedua).

Bagian 2 dilanjutkan selama enam bulan tambahan untuk menyelesaikan penilaian titik akhir sekunder VE berdasarkan serotipe, status dasar dan tingkat keparahan penyakit, termasuk VE terhadap demam berdarah yang dirawat di rumah sakit. Bagian 3 mengevaluasi VE dan keamanan jangka panjang dengan mengamati peserta selama dua setengah sampai tiga tahun. Bagian 4 akan mengevaluasi keamanan selama 13 bulan setelah vaksinasi booster, dan Bagian 5 akan mengevaluasi keamanan jangka panjang selama satu tahun setelah menyelesaikan Bagian 4.

Uji coba berlangsung di sejumlah lokasi pada daerah-daerah endemik demam berdarah dengue di kawasan Amerika Latin (Brazil, Kolombia, Panama, Republik Dominika, dan Nikaragua) dan kawasan Asia (Filipina, Thailand, dan Sri Lanka) di mana terdapat kebutuhan atas pencegahan demam berdarah yang belum terpenuhi dengan baik serta daerah di mana demam berdarah dengue adalah penyebab utama atas penyakit serius dan kematian pada anak-anak. 

Sampel darah dasar dikumpulkan dari semua individu yang berpartisipasi dalam uji coba untuk memungkinkan evaluasi keamanan dan kemanjuran berdasarkan serostatus. Takeda dan Komite Pemantau Data independen yang terdiri dari para ahli secara aktif memantau keselamatan secara berkelanjutan.

Terkait, Demam berdarah dengue yang merupakan penyakit virus paling cepat menyebar yang ditularkan melalui perantara nyamuk dan merupakan salah satu dari 10 ancaman teratas WHO terhadap kesehatan global pada tahun 2019. Demam berdarah dengue terutama disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan, pada tingkat yang lebih rendah, oleh nyamuk Aedes albopictus. 

Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus yang masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah dengue atau demam berdarah dengue tingkat parah. Prevalensi serotipe individu bervariasi di berbagai wilayah geografis, negara, kawasan, musim serta dari waktu ke waktu. Pemulihan dari infeksi oleh satu serotipe memberikan kekebalan seumur hidup terhadap hanya serotipe tersebut, dan kemudian paparan kepada salah satu serotipe yang tersisa dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit di tingkat yang parah.

Demam berdarah dengue dapat dengan mudah berkembang menjadi pandemi, dan wabah diamati di kawasan tropis dan sub-tropis yang baru-baru ini menyebabkan wabah di beberapa kawasan di Amerika Serikat dan Eropa. Sekitar setengah dari populasi dunia saat ini hidup di bawah ancaman demam berdarah dengue, yang diperkirakan dapat menyebabkan 390 juta infeksi dan sekitar 20.000 kematian secara global setiap tahunnya. 

"Virus demam berdarah dengue dapat menginfeksi orang dari segala usia dan merupakan penyebab utama penyakit serius pada anak-anak di beberapa negara pada kawasan Amerika Latin dan Asia," pungkasnya .

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: