Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: BUMN Muda, Power China Sukses Jadi yang Terkaya dalam 9 Tahun

Kisah Perusahaan Raksasa: BUMN Muda, Power China Sukses Jadi yang Terkaya dalam 9 Tahun Kredit Foto: IC Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Power Construction Corporation of China atau populer sebagai Power China adalah badan usaha milik negara yang dikelola pemerintah Tiongkok. Bertanggung jawab di bawah Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara, korporasi ini adalah salah satu yang terkaya menurut Fortune Global 500.

Badan yang kemudian dikelola oleh komisi tersebut menitik beratkan bisnisnya pada industri konstruksi teknik berat dan sipil. Dalam catatan Fortune tahun 2020, Power China memiliki pendapatan sebesar 67,37 miliar dolar. Angka itu naik 10 persen dari 61,22 miliar dolar, sehingga peringkatnya kini ada di nomor 157 dunia. 

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: P&G, dari Opera Sabun hingga Konglomerat Produk Konsumen Global

Power China harus kehilangan 3,9 persen labanya di 2020 sehingga ia hanya sukses membukukan keuntungan 772,8 juta dolar. Namun yang terpenting, peringkatnya dalam daftar Fortune terus meroket dimulai tahun 2012 hingga 2020 kemarin.

Menjadi yang termuda adalah suatu kebanggaan untuk Power China. Perusahaan yang didirikan pada 2009 ini tetap punya kisahnya sendiri sejak muncul hingga saat ini.

Warta Ekonomi akan mengulasnya secara ringkas pada Senin (5/4/2021) dalam artikel sebagai berikut.

Power China menawarkan konstruksi kelas dunia. Ia juga memberikan layanan EPC terkemuka dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air, pekerjaan air, tenaga panas, energi baru, serta proyek transmisi dan distribusi, selain pencapaian di bidang infrastruktur, manufaktur peralatan, real estat, dan investasi.

Konstruksi kelas dunianya termasuk kapasitas tahunan 300 juta m3 pemotongan tanah dan batuan, penempatan beton 30 juta m3, pemasangan unit turbin-generator 15.000 MW, pekerjaan fabrikasi logam 1 juta ton, 5 juta m3 pondasi grouting serta 540.000 m3 konstruksi dinding kedap air.

Pada akhir 2014, Power China memiliki total aset sebesar 66,6 miliar dolar, pendapatan tahunan sebesar 42,4 miliar dolar, dan 200.000 karyawan. Pada akhir 2014, Power China melakukan 1.517 kontrak luar negeri di bidang konstruksi teknik, konsultasi desain, dan manufaktur peralatan di 108 negara.

Alhasil, Power China berada di peringkat ke-390 dalam Fortune 500 pada tahun 2012, ke-354 pada tahun 2013 dan ke-313 pada tahun 2014. Itu juga didukung oleh tersebarnya cabang di berbagai wilayah dan benua, meliputi 148 cabang di luar negeri di 71 negara: 52 di Afrika, 74 di Asia, 16 di Amerika, 5 di Eropa, dan 1 di Oceania. Kami memiliki lebih dari 60.000 karyawan yang bekerja di luar negeri pada 728 proyek di 72 negara.

Merek luar negeri Power China adalah termasuk SINOHYDRO, HYDROCHINA, SEPCO dan SEPCO III. PowerChina memiliki keterlibatan di lebih dari 100 negara termasuk keterlibatan dalam proyek seperti HydroChina Dawood Wind Power Project, Pakistan; Nam Ou river cascade dams, Laos; Dau Tieng Solar Power Project, Vietnam; Melaka Gateway, Malaysia; Lamu Coal Power Station, Kenya; Ayago Hydroelectric Power Station, Uganda; Merowe Dam, Sudan; Pwalugu Hydroelectric Power Station, Ghana; Pakistan Port Qasim Power Project.

Dengan begitu, keterlibatan Power China dengan proyek-proyek di China termasuk Proyek Tiga Ngarai, Pembangkit Listrik Zouxian, Ladang Angin Intertidal Longyuan Rudong dan kereta api berkecepatan tinggi Beijing-Shanghai.

Pada November 2020, Yan Zhiyong, ketua PowerChina, serta media pemerintah Tiongkok, mengumumkan pembangunan bendungan "super" di Yarlung Zangbo, tiga kali lebih besar dari proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar saat ini di dunia, juga Tiongkok, Proyek Tiga Ngarai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: