Bong Chandra: Hanya 1% Investor Tersukses Dunia yang Paham dengan 4 Hal Ini!
3. Hypergrowth
Satu persen investor tersukses di dunia selalu memahami hypergrowth. Sebagai contoh, ketika isu Gojek dan Tokopedia hendak merger, Gojek yang bervaluasi USD10 miliar dan Tokopedia yang bervaluasi USD7,5 miliar, tetapi ketika digabungkan valuasi mereka justru menjadi USD40 miliar. Satu persen investor sukses memahami hypergrowth ini. Dan hypergrowth seringkali terjadi pada perusahaan swasta.
Mengapa demikian? Hal ini karena perusahaan swasta telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dari Rp100 juta ke Rp200 juta mungkin masih terbilang mudah, mulai naik dari Rp200 juta ke Rp1 miliar hingga berlanjut Rp10 miliar. Tetapi, dari Rp10 miliar ke Rp20 miliar tidak semudah Rp1 miliar ke Rp2 miliar.
Karena itu, perusahaan yang pertumbuhannya eksponensial dan baru saja IPO, pertumbuhannya bisa lebih melejit lagi. Pasalnya, kebanyakan pebisnis lebih fokus pada cashflow, padahal valuasi perusahaan juga harus dipahami oleh investor.
Jadi, investor tersukses di dunia tahu perusahaan yang eksponensial yaitu dengan berinvestasi di perusahaan swasta.
4. Control/Impact Investor
Orang-orang yang saat ini menjadi konglomerat di Indonesia, beberapa di antaranya kerap membeli perusahaan yang bermalah dan duduk di kursi dewan serta mengontrol perusahaan itu hingga perusahaan pun 'sehat' kembali. Alhasil, konglomerat ini bisa memperbaiki perusahaan dan menjual perusahaan tersebut dengan harga yang lebih fantastis.
Karena itu, ketika kita bisa berinvestasi di perusahaan swasta dengan potensi hypegrowth yang bisa kita nikmati dan kemudian kita punya kontrol untuk memperbaiki perusahaan tersebut, kita akan bisa menjadi satu persen dari investor tersukses di dunia.
Namun, tantangannya adalah tidak semua orang mempunyai akses untuk berinvestasi di perusahaan swasta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: