Pengamat politik Yunarto Wijaya juga yakin, pertimbangannya bukan karena Rabu Pahing atau Rabu Pon. Bukan juga dua alasan yang disampaikan Ngabalin. Dia melihat, masih diulurnya waktu pengumuman reshuffle lebih karena negosiasi politik di dalam.
"Emang belum selesai juga kali proses pemilihan nama-nama dan negosiasi politiknya," ucap Toto, sapaan akrab Yunato, lewat obrolan WhatsApp dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Kendati demikian, ia enggan menebak-nebak kapan selesainya negosiasi itu. Apakah perombakan kabinet bakal diumumkan Rabu Pahing atau Rabu Kliwon? "Ha-ha-ha, nggak tahu," sahutnya.
Pengamat politik Ray Rangkuti menyarankan Jokowi tak perlu repot-repot menunggu hari Rabu untuk melakukan reshuffle. Menurutnya, semua hari baik. Kalau menunggu Rabu Pon atau Rabu Pahing, sementara desas-desus sudah sangat ramai, bisa mengganggu kinerja kabinet.
"Bukan soal hari baiknya, tapi soal mendesak atau tidaknya. Kasihan yang lain, jadi nggak fokus kerja. Kalau bisa diumumkan, umumkanlah sesegera mungkin," saran pendiri Lingkar Madani (Lima) itu, dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Ia juga melihat, lambannya pengumuman reshuffle lebih karena tarik-menarik partai politik yang masih kuat. Selain itu, bisa juga karena ada potensi digelarnya reshuffle meluas, tidak terbatasnya pada 2 kementerian saja: Kemendikbud Ristek dan Kementerian Investasi.
"Dengan segala hormat saya, yang percaya kepada hari-hari istimewa silakan saja. Karena itu kepercayaan orang. Tapi kalau semuanya sudah selesai, umumkanlah," pintanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: