Empat Poros Partai Politik Diprediksi Ramaikan Pilpres 2024, Nama Erick Thohir Muncul Jadi Capres
Dia memprediski partai-partai lain yang tidak memiliki kader untuk nyapres, besar kemungkinan akan merapat bersama Poros Teuku Umar.
Poros kedua dikatakannya adalah Poros Hambalang (Prabowo Subianto). Partai Gerindra saat ini hanya memiliki 75 Kursi di DPR dan masih harus melakukan koalisi dengan partai lain apabila ingin mencalonkan pasangan capres.
Menurut Mochtar, jika melihat kemesraan Partai Gerindra ke belakang maka koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mungkin saja bisa berulang kembali. Saat ini PKS memiliki 50 kursi di DPR.
Jika partai lain harus bergabung dengan poros Hambalang, kata dia, partai yang mungkin adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kedekatan kader Gerindra, Sandiaga Uno dan Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa bisa menjadi kunci merapatnya kubu PPP ke poros Hambalang.
PPP saat ini memiliki 19 kursi di DPR, artinya jika ketiga partai sepakat membentuk koalisi, maka akan berjumlah 144 Kursi. "Dari ketiga partai tersebut, kemungkinan besar nama capres dan cawapres yang muncul adalah Prabowo subianto, Sandiaga Uno, kemudian Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa, serta Menteri BUMN Erik Tohir juga bisa masuk dalam poros Hambalang," tuturnya.
Untuk PPP, lanjut dia, bisa saja bergeser dengan poros Teuku Umar, mengingat kedekatan Megawati Soekarno Putri dengan ketua umum PPP Soeharso Monarfa.
Mochtar melanjutkan, poros ketiga adalah Poros Cikeas (SBY). Kubu Cikeas dengan partai Demokrat tampaknya telah mempersiapkan putra mahkota sebagai calon Presiden atau calon wakil presiden di tahun 2024.
Namun saat ini partai Demokrat hanya memiliki 54 kursi di DPR. "Poros Cikeas membutuhkan partai lain untuk dapat berkoalisi jika ingin mencalonkan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden. Partai yang sangat mungkin bersama dengan poros Cikeas adalah Partai Amanat Nasional (PAN)," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq