Sistem penyuluhan yang efektif dan efisien bagi pekebun kelapa sawit menjadi salah satu unsur penting untuk meningkatkan produktivitas sawit rakyat. Saat ini, rata-rata produktivitas sawit rakyat masih berada di bawah level 3 ton per hektar, atau masih di bawah produktivitas rata-rata nasional yang sekitar 4 ton per hektar.
Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengatakan untuk mendukung petani mengatasi masalah tersebut, diperlukan penguatan penyuluh, baik Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun penyuluh swadaya dan swasta.
Baca Juga: Tidak Hanya Ekonomi, Biomassa Sawit Juga Menyehatkan Lingkungan
“Fungsinya untuk mendorong peningkatan pengetahuan petani dan membangun kapasitas petani sawit,” kata Dedi Nursyamsi saat membuka rapat ‘Rencana Aksi Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Swadaya dan Swasta di Kawasan Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Lebih lanjut Dedi mengatakan, Kementan menyadari peran sawit sebagai penyumbang devisa negara melalui nilai ekspor yang terus meningkat, penggerak perekonomian daerah, penyerap tenaga kerja, serta mendukung pengentasan kemiskinan di perdesaan.
Menurut Dedi, sebagaimana instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, petani sawit sangat berperan dalam peningkatan produktivitas sawit nasional. Komoditas ini berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian di sentra perkebunan sawit, terutama pada 31 kabupaten/kota, khususnya di Provinsi Riau dan sebagian wilayah di Kalimantan dan Sulawesi.
“Kebun sawit secara keseluruhan menyerap 8,2 juta orang tenaga kerja. Sawit juga sumber penghidupan 1,5 juta keluarga petani,” kata Dedi. Dedi mengharapkan, penyuluh swadaya dan swasta dapat memanfaatkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP Kostratani) sebagai sarana melakukan aktivitas pemberdayaan petani/pekebun sawit.
Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah mengatakan, per 31 Desember 2020 Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) menyebut terdapat 25.707 orang penyuluh PNS, 11.749 penyuluh honorer (THL TBPP), 29.469 penyuluh swadaya, dan 140 penyuluh swasta.
“Dari jumlah penyuluh swadaya tersebut, perlu dipetakan penyuluh swadaya yang wilayahnya berada di kawasan perkebunan kelapa sawit,” kata Siti. Menurut Siti Munifah, idealnya satu penyuluh swadaya/swasta membina 200 – 500 hektar kebun sawit, atau rata-rata 350 hektar per penyuluh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: