Dia mengatakan jarak psikologis antara kedua ideologi politik itu sangat jauh. Karena itu, dia menambahkan, pasti dalam pengambilan kebijakan atau penyusunan sebuah Undang-undang itu cenderung akan bertentangan.
"Karena bertentangan tentu sulit untuk bergabung, di sisi yang lain memang konstituennya sangat berbeda, amat sangat berbeda. Jadi, ya PKS sendiri merasa lebih aman, lebih mudah, dia mengamankan segmen konstituennya ketimbang bergabung dengan pak Jokowi yang notabenenya akan membuat konstituennya itu berontak," tuturnya.
Baca Juga: Sikap Ini Jadi Benang Merah Pertemuan Demokrat dan PKS
Lebih lanjut dia mengatakan, PKS merasa konstituennya berada di ujung sebelah kanan. "Jadi, konsentrasi saja di sebelah kanan, tidak masuk ke dalam pemerintahan, karena toh nanti tidak mendapatkan insentif elektoral, juga malah akan mengalami disinsentif karena pemilihnya akan lari," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti