- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Perang Tekor Pemilik Giant vs Hypermart: Hero Supermarket vs Matahari Ibarat Pinang Dibelah Dua!
PT Hero Supermarket Tbk (HERO) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dikenal sebagai peritel raksasa di Indonesia. Keduanya bahkan menjadi kompetitor satu sama lain karena model bisnis yang tidak jauh berbeda.
Giant, IKEA, dan Guardian merupakan jaringan bisnis di bawah naungan Hero Supermarket (HERO Group). Sementara pesaingnya, MPPA Group memiliki jaringan bisnis mulai dari Hypermart, Boston, Foodmart, hingga SmartClub. Lantas, bagaimanakah kinerja dari kedua raksasa ritel tersebut? Baca Juga: Perang Cuan 4 Perusahaan Pemilik Brand Air Mineral: Le Minerale hingga Cleo! AQUA?
Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2020, baik HERO maupun MPPA, keduanya ibarat pinang dibelah dua, yakni sama-sama merugi. Lantas, siapakah yang menanggung rugi lebih besar dan bagaimana sebenarnya performa keuangan HERO dan MPPA sepanjang tahun 2020? Berikut adalah rangkumannya. Baca Juga: Heboh Kimia Farma Disebut The Real Babel Group Drakor Vincenzo, Nasib Sahamnya....
Hero Supermarket (Rugi Rp1,21 Triliun)
Sepanjang tahun 2020, Hero Supermarket membukukan kerugian sebesar Rp1,21 triliun. Nilai tersebut membengkak hingga 4.204,04% dari rugi tahun 2019 lalu yang hanya Rp28,21 miliar. Hal itu sejalan dengan menyusutnya penjualan bersih yang dikantongi oleh Hero Supermarket.
Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih emiten bersandi HERO anjlok 27,27% dari Rp12,18 triliun pada Desember 2019 menjadi Rp8,89 triliun pada Desember 2020. Sampai dengan akhir Desember 2020, Hero Supermarket mengantongi pendapatan eceran sebesar Rp9,88 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp13,73 triliun.
Kemudian, pendapatan konsinyasi tercatat menurun dari Rp1,27 triliun pada 2019 menjadi Rp835,02 miliar pada 2020. Sementara itu, aset Hero Supermarket tercatat turun 20,08% dari Rp6,05 triliun pada 2019 menjadi Rp4,84 triliun pada 2020.
Matahari Putra Prima (Rugi Rp405,31 Miliar)
Senasib dengan Hero Supermarket, MPPA juga masih harus menanggung rugi hingga akhir tahun 2020. Kerugian perusahaan ritel milik Lippo Group ini berhasil dipangkas 26,66% dari Rp552,68 miliar pada 2019 menjadi Rp405,31 miliar pada 2020.
Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, omzet pemilik Hypermart ini amblas 21,97%. Per Desember 2019 lalu, MPPA mengantongi penjualan bersih sebesar Rp8,65 triliun, sedangkan per Desember 2020 menyusut jadi Rp6,75 triliun. Penjualan langsung menjadi kontributor terbesar bagi MPPA, yakni mencapai Rp6,67 triliun pada tahun 2020 atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp8,55 triliun.
Sementara itu, penjualan konsinyasi menyusut dari Rp653,71 miliar pada akhir 2019 menjadi Rp495,78 pada akhir 2020. MPPA mencatatkan pertumbuhan aset jika dibandingkan tahun 2019 lalu. Sampai dengan Desember 2020, aset MPPA tumbuh dari Rp3,82 triliun menjadi Rp4,51 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih