Kamboja mengakhiri lockdown total di Phnom Penh, kemarin, setelah tiga pekan. Padahal, saat kasus Covid-19 justru tengah melonjak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Hun Sen punya alasannya sendiri.
Kamboja telah mencatat infeksi Covid-19 meningkat dari sekitar 500 pada akhir Februari menjadi 17.621 sekarang, dengan 114 kematian. Pihak berwenang mencatat 650 kasus baru dan 4 kematian, kemarin.
Baca Juga: Sekali Lagi Hati-hati! PM Kamboja Sudah Sebut Negaranya di Ambang Kematian Akibat Covid-19
Para ahli kesehatan memperingatkan tentang pencabutan lockdown ini sebenarnya terlalu cepat. Namun pemerintah beralasan, akan melakukan pengetatan di wilayah dengan kasus tinggi, namun melonggarkan di wilayah yang kasusnya terkendali.
“Saya meminta agar warga tidak lalai, karena kita hidup di bawah cara hidup baru dalam konteks Covid19,” kata Wakil Gubernur Phnom Penh, Mean Chanyada, dilansir Reuters.
Pihak berwenang menghapus barikade pada Rabu malam (5/5/2021) di zona “kuning” yang ditetapkan sebagai aman untuk mobilitas. Sementara zona “merah” dan “oranye” dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi akan tetap diisolasi hingga 12 Mei.
Di zona kuning, akan terlihat aktivitas ekonomi dan arus lalu lintas yang lebih besar, tetapi tetap berada di bawah jam malam dari pukul 8 malam sampai pukul 3 pagi.
Ketika Phnom Penh terbuka, pihak berwenang juga telah memperkenalkan langkah-langkah baru, seperti hanya mengizinkan 50 persen pekerja di pabrik untuk kembali dan dengan prioritas pada mereka yang divaksinasi.
Tindakan lainnya, adalah melakukan lebih banyak pengujian Covid-19 dan vaksinasi yang lebih tinggi di beberapa bagian Phnom Penh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: