PT Lima Dua Lima Tiga Tbk pengelola Lucy in The Sky resmi melantai di bursa saham pada (5/5/2021). Perseroan telah melepas 337.500.000 lembar saham atau 32,61 persen kepemilikan setelah Initial Publc Offering (IPO) dengan target raihan dana sebesar Rp37,75 miliar.
Setelah melakukan penawaran umum perdana, saham emiten berkode LUCY melesat 10 poin setelah dibuka di level 100 dan kini berada di level 110 dengan volume saham 8,40 ribu.
Piri Sudjarwo, Co-Founder Lucy in The Sky dan juga Co-Founder Potato Head turut bangga atas pencapaian Lucy in The Sky dapat melantai di bursa saham, Lucy in The Sky saya dirikan bersama dengan rekan-rekan lainnya sekitar enam tahun lalu.
Saat itu perseroan melihat potensi yang sangat besar di area SCBD Jakarta untuk dapat meramaikan industri f&b dengan konsep yang berbeda.
“Maka dari itu kami hadirkan Lucy in The Sky sebagai pionir restoran dengan konsep outdoor di Indonesia,” jelas Piri, dalam siaran media, Jumat (7/5/2021).
Piri menambahkan, setelah resmi melantai di bursa saham Indonesia, Ia yakin dengan rencana pengembangan Lucy in The Sky, Lucy in The Sky menjadi perusahaan tercatat ke-16 yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2021.
Tentunya hal tersebut menjadi tonggak baru bagi perseroan untuk melanjutkan rencana bisnisnya ke depan dan melebarkan sayapnya dengan menghadirkan sesuatu yang berbeda untuk masyarakat Indonesia.
PT Lima Dua Lima Tiga Tbk. sebagai pemilik sekaligus pengelola Lucy in The Sky berencana menggunakan dana yang diraih perseroan setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan untuk modal kerja, pembayaran sewa gerai, proses rekrutmen, pelatihan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia, pengembangan sistem yang terintegrasi untuk pengelolaan gerai, biaya pemasaran, dan renovasi gerai Lucy in The Sky di SCBD.
Adapun detail ekspansi yang akan dilakukan perseroan yaitu akan membuka tujuh gerai dengan menawarkan konsep tempat yang berbeda yaitu, Lucy in The Sky Rooftop Garden, Lucy by The Beach, dan Park by Lucy in The Sky.
Semuanya menawarkan konsep dengan suasana Tropical Bohemian serta tempat duduk outdoor dan semi outdoor.
Sebagai sebuah perusahaan, Lucy memiliki fundamental yang sangat kuat dan didukung oleh manajemen yang mumpuni sehingga mampu bertahan di tengah persaingan.
Bidang f&b memiliki tantangan tersendiri, terlebih saat ini dunia masih dihantam krisis pandemi covid-19 yang membuat bergugurannya berbagai lini bisnis, tak terkecuali f&b yang paling terdampak.
Namun, Lucy mampu menjawab tantangan tersebut karena perusahaan memiliki rencana yang matang serta kreativitas tanpa batas, sehingga mampu memenuhi kebutuhan customer.
Lucy in The Sky merupakan bagian dari Syah Establishment yang mengelola berbagai lini bisnis dari mulai hotel hingga restoran. Lucy in The Sky didukung oleh jajaran manajemen yang berpengalaman dalam mengelola perseroan.
Saham Lucy in The Sky sendiri yang saya miliki sudah sepenuhnya saya lepas kepemilikannya kepada PT Calvin Recapital Asia.
Namun sebagai salah satu Co-Founder Lucy in The Sky yang ikut menghadirkan Lucy ke tengah-tengah masyarakat Indonesia dan disambut baik oleh masyarakat.
“Saya sangat yakin ke depannya Lucy in The Sky bisa terus berkembang, tidak hanya di pasar domestik saja, namun mampu berkancah hingga pasar internasional.” tutup Piri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: