Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korban Muslim Berjatuhan, DK PBB Baru Akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Israel

Korban Muslim Berjatuhan, DK PBB Baru Akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Israel Kredit Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Dewan Keamanan (DK) PBB dilaporkan akan bertemu untuk membahas ketegangan yang meningkat di Yerusalem Timur. Sebelumnya, bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel telah menyebabkan ratusanwarga Palestina terluka.

DK PBB, menurut sejumlah sumber diplomatik, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (10/5/2021), akan mengadakan sesi tertutup untuk membahas krisis tersebut, yang dimulai dengan pengusiran paksa keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah oleh pemukim Israel.

Baca Juga: Israel Tingkatkan Lagi Ketegangan Setelah Keluarnya Ucapan Netanyahu Ini

Warga Palestina di Yerusalem dalam beberapa hari terakhir telah melakukan aksi protes sebagai bentuk solidaritas dengan penduduk Sheikh Jarrah di tengah serangan oleh polisi Israel. Baca juga: DPR Minta RI Jadi Inisiator Dialog Terbuka Palestina-Israel

Krisis tersebut bermula dari keputusan Pengadilan Pusat Israel di Yerusalem Timur, yang menyetujui keputusan untuk mengusir tujuh keluarga Palestina dari rumah mereka demi pemukim Israel pada awal tahun ini.

Ketegangan semakin meningkat setelah polisi Israel berusaha membubarkan jamaah di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa pada Jumat malam menggunakan granat setrum dan gas air mata. Ratusan warga Palestina terluka dalam serangan itu, yang telah dikecam di seluruh dunia.

Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount," mengklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno. Baca juga: Hari Ini Zionis Israel Pawai, Yerusalem Berpotensi Rusuh Lagi

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel pada tahun 1967. Israel kemudian mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: