Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Edamame ANJ Tembus Pasar Jepang

Edamame ANJ Tembus Pasar Jepang Kredit Foto: ANJ
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) telah memulai bisnis sayuran sejak tahun 2015 melalui anak perusahaannya, PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), yang berlokasi di Jember, Jawa Timur. GMIT saat ini membudidayakan dan memproduksi edamame, jenis kacang-kacangan yang memiliki protein dan antioksidan tinggi.

ANJ bekerja sama dengan Asia Foods Group telah memulai ekspor edamame beku, ditandai dengan pengiriman 21 ton ke pasar Jepang pada akhir April yang lalu. Asia Foods Group yang berpengalaman di bidang pengolahan dan penjualan edamame beku merupakan salah satu pelaku utama di pasar ekspor edamame seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan saat ini sedang menjajaki pasar Eropa.

Baca Juga: Ekspor Produk Hasil Tembakau Dinilai Harus Dapatkan Perlindungan dan Insentif

Lin Chu Hong (Koji), COO Asia Foods Group mengatakan bahwa Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk budi daya edamame. "Saya sangat yakin melalui pengalaman serta jaringan klien di beberapa negara, kami mampu membawa GMIT ke tingkat yang lebih tinggi dalam model bisnis pertanian yang berkelanjutan serta mendorong kami untuk memimpin industri ini di masa depan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (14/5/2021).

Koji menambahkan, pihaknya bangga dapat berinvestasi dan berbisnis di Indonesia serta berkolaborasi dengan ANJ melalui GMIT untuk mencapai impian bersama. Dalam kerja sama dengan ANJ, Asia Foods Group berbagi pengetahuan teknis termasuk dalam pendirian pabrik pembukaan edamame dan ekspansi pasar di wilayah Asia Pasifik.

Erwan Santoso, Presiden Direktur GMIT, mengatakan bahwa Jepang merupakan negara tujuan ekspor yang sangat memperhatikan food safety (keamanan pangan), di samping food quality (mutu pangan) sehingga traceability (ketertelusuran) untuk setiap pangan yang diedarkan menjadi persyaratan yang harus dipenuhi. Dalam hal ini, edamame yang diekspor pun harus memiliki kualitas yang baik. Menurutnya, terdapat berbagai tingkatan kualitas edamame yang tidak mempunyai kualitas ekspor akan diolah menjadi produk olahan edamame.

"Apabila ekspor edamame ini berjalan dengan baik, diharapkan target ekspor akan meningkat setiap tahunnya. Karena itu, kami berupaya untuk menghasilkan benih yang baik serta mengajak lebih banyak petani lokal untuk bermitra dengan GMIT," jelas Erwan.

Dia melanjutkan, kemitraan dengan petani yang dilakukan oleh tim GMIT termasuk memberikan pendampingan selama masa tanam dan panen agar bisa menghasilkan edamame yang berkualitas. Kemudian, GMIT membelinya dari petani dan memasarkan produk tersebut baik untuk pasar ekspor maupun domestik.

Saat ini, kapasitas produksi pabrik GMIT mencapai 6.000 ton per tahun dengan Jepang sebagai tujuan ekspor utama karena pasar edamame beku di Jepang telah berkembang dengan baik. Selain itu, juga berencana melakukan ekspansi pasar ke Amerika Serikat dan Kanada.

Sebelum merambah pasar ekspor, GMIT telah memproduksi edamame segar yang dipasarkan dalam negeri seperti di Bali, Jawa Timur, Jakarta, dan Jawa tengah. Hingga akhir 2020, produksi edamame segar meningkat 32,5% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 710 ton menjadi 941 ton. Selain itu, GMIT juga memproduksi edamame beku (dengan merek Edashi) dan edamame beku kupasan yang juga dipasarkan secara domestik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: