Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Daftar Terbaru Orang Terkaya Inggris: Dari Raja Minyak hingga Raksasa Media

Ini Daftar Terbaru Orang Terkaya Inggris: Dari Raja Minyak hingga Raksasa Media Kredit Foto: Forbes
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama pandemi virus corona, Inggris telah menciptakan rekor jumlah miliarder meski terjadi gejolak ekonomi. Rakyat pun mendorong pemerintah untuk menaikkan pajak bagi orang super kaya. Inggris telah mencetak 171 miliarder, 24 lebih banyak dari sebelum pandemi, menurut Sunday Times.

Itu adalah angka tertinggi dalam 33 tahun daftar orang terkaya di Sunday Times. Gabungan kekyaan miliarder di Inggris tumbuh lebih dari seperlima.

Dilansir dari The Guardian di Jakarta, Senin (24/5/21) orang terkaya dalam daftar Sunday Times adalah Len Blavatnik, seorang pengusaha kelahiran Ukraina yang menghasilkan uang dari bisnis petrokimia dan perminyakan. Sebelumnya, Blavatnik menduduki puncak daftar pada tahun 2015.

Baca Juga: Mengenal Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, Miliarder Kripto Termuda yang Baru Berusia 27 Tahun

Namun, Blavatnik merasakan peningkatan kekayaan sebesar 23 miliar poundsterling (Rp466 triliun) selama 12 bulan terakhir berkat investasinya di label rekaman Warner Music. Pria 63 tahun ini merupakan warga negara ganda AS-Inggris setelah melepaskan paspor Rusia-nya. Sunday Times melaporkan ia telah meningkatkan kekayaannya sebesar 7,2 miliar poundsterling (Rp146 triliun) selama tahun 2020.

Ia mengambil posisi James Dyson yang kekayaannya hanya naik 100 juta poundtserling menjadi 16,3 miliar poundsterling. Ia kini berada di posisi keempat.

Selanjutnya, raja properti bersaudara David dan Simon Reuben terdaftar sebagai orang terkaya kedua di Inggris, dengan kekayaan gabungan sebesar 21,5 miliar poundsterling (Rp438 triliun). Di urutan ketiga ada Rupert Murdoch, pemilik Sunday Times dan aset media lainnya dengan kekayaan USD23,5 miliar (Rp337 triliun), menurut Forbes.

Kekayaan yang menyimpang telah memicu kemarahan dan seruan untuk segera melakukan reformasi perpajakan bagi orang kaya. Beberapa orang menyerukan 'pajak rejeki nomplok' yang ditargetkan pada individu dan perusahaan yang paling diuntungkan dari pandemi di Inggris dan sekitarnya, termasuk perusahaan teknologi AS.

(kurs Rp20.300/poundsterling)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: