Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Pasca-Lebaran 2021?

Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Pasca-Lebaran 2021? Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Momen Ramadan dan lebaran 2020 menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena banyak sektor yang terhenti akibat pandemi. Padahal biasanya momen tersebut justru menggeliatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun tahun ini, kebijakan yang diambil pemerintah berhasil memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kebijakan yang dimaksud adalah larangan mudik demi menekan penyebaran virus Covid-19 serta kewajiban para pengusaha membayar tunjangan hari raya (THR) secara penuh maksimal H-7 Idulfitri. Dua kebijakan ini berperan dalam memutar perekonomian berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 7,1-8,3 Persen di Kuartal II

"Meskipun kebijakan larangan mudik berimbas secara faktual terhadap ekonomi nasional, tapi hal itu merupakan langkah terbaik yang disiapkan pemerintah untuk lebih berhati-hati terhadap gelombang baru pandemi yang akan memberatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelas CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani dalam siaran pers yang diterima Warta Ekonomi, Senin (24/5/2021).

Larangan mudik tahun ini diperkirakan akan mendorong naiknya tingkat konsumsi masyarakat di wilayah aglomerasi. Menurut pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, penarikan tunai di Jabodetabek selama periode lebaran mencapai Rp34,8 triliun atau naik 61 persen dibanding tahun sebelumnya. Kemudian, jumlah peredaran uang kartal nasional tercatat naik 41,5 persen menjadi Rp154,5 triliun. Airlangga memperkirakan ekonomi kuartal II pasca Ramadan dan lebaran akan tumbuh hingga 7 persen.

Kondisi ini berbeda dengan kondisi tahun lalu. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), larangan mudik pada 2020 menurunkan pendapatan sektor transportasi sebesar 30,8 persen. Sektor transportasi dan pergudangan memberikan kontribusi paling besar terhadap penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 yaitu minus 0,6 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi kuartal II pada 2020 tercatat sebesar minus 5,3 persen.

Momentum Ramadan dan lebaran tahun ini juga memengaruhi langsung beberapa sektor yang terkena dampak positif, di antaranya sektor informasi dan komunikasi, keuangan, kesehatan, serta retail. Meskipun begitu, Johanna mengingatkan para pelaku usaha untuk memahami bahwa kenaikan konsumsi akan hilang setelah momen lebaran berakhir. Ia berharap para pelaku usaha dapat menjaga momentum pertumbuhan positif hingga akhir tahun.

"Kami harap pemerintah terus mendorong kebijakan yang memicu konsumsi dan produktivitas masyarakat dan tetap secara agresif mengendalikan Covid-19 dengan terus mengedukasi dan mendorong vaksinasi agar dapat berimbas positif pada perekonomian Indonesia," tukas Johanna.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: