Aktivis Kristen Amerika Bicara tentang Hamas dan Tumbangnya Militer Israel
Arthur G Gish atau akrab disapa Art, memang penganut Kristiani. Ia juga warga negara Amerika Serikat. Tapi, sejak 1995, petani organik ini menghabiskan waktu beberapa bulan setiap tahunnya di Palestina. Bersama timnya, Christian Peacemaker Teams (CPT), Art menjadi aktivis perdamaian.
Baru-baru ini, pengalamannya di Palestina itu dituangkan dalam buku berjudul Hebron Journal. Dilansir dari Republika, Selasa (22/7/2021), saat ia berkunjung ke Indonesia selama 10 hari, atas prakarsa Mizan. Berikut bagian terakhir wawancara dengan Art.
Baca Juga: Israel Gencatan Senjata, Pejuang Hamas Lakukan Pawai Keliling Kota
Apa pandangan Anda mengenai konflik internal Fatah dan Hamas?
Itu hal yang sangat sulit dan menjadi hambatan. Namun, hal lain yang saya pahami, masalah itu diciptakan oleh orang-orang di luar Palestina. Israel telah melakukan banyak hal terkait Hamas. Israel berharap Hamas yang punya senjata saling berperang dengan Fatah.
Israel yang menciptakan konflik Hamas dan Fatah. Dua tahun lalu, Hamas menang pemilu dan tak ada yang meragukan bahwa pemilu jujur dan adil. Namun, tak lama, Israel dan AS menghancurkan pemerintahan yang dibentuk Hamas. Seluruh bantuan keuang an dihentikan karena pemerintahan dijalankan Hamas. Dan, akhirnya, kita melihat Fatah dan Hamas saling bertentangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto