Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ibadah Haji Bakal Dibuka, Pebisnis Layanan Pendukung Siap Raup Cuan

Ibadah Haji Bakal Dibuka, Pebisnis Layanan Pendukung Siap Raup Cuan Kredit Foto: Taufan Sukma
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Arab Saudi telah memastikan bahwa ibadah haji untuk tahun 2021 ini akan dibuka bagi jamaah dari luar Arab Saudi. Kepastian tersebut tentu menjadi kabar baik bagi para jamaah haji Indonesia yang sebelumnya terpaksa tertunda keberangkatannya akibat pandemi COVID19 yang membuat Pemerintah Arab Saudi menutup akses ibadah haji dari luar negeri. Tak hanya para calon jamaah haji, kabar pembukaan itu juga disambut positif oleh para pebisnis layanan pendukung (service provider) Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memang memiliki potensi bisnis layanan pendukung ibadah haji yang sangat menggiurkan. Cakupan bisnis tersebut antara lain seerti pelayanan penginapan (hotel), tiket pesawat, dan juga land arrangement (LA) segala keperluan haji dan umrah di Tanah Suci, Mekah, Arab Saudi. “Bisnis service provider perjalanan haji dan umrah memang sangat potensial. Kebutuhan para jamaah yang datang dari berbagai negara ke Tanah Suci hampir tiada henti sepanjang tahun,” ujar President Director PT Arsy BuanaTravelindo (ABT), Saipul Bahri, dalam keterangan resminya, Senin (24/5).

Saat ini, menurut Saipul, total penduduk muslim Indonesia telah mencapai 215 juta atau sekitar 87 persen dari jumlah penduduk yang ada, sekaligus 24 persen dari total populasi dunia. Dalam kondisi normal, setiap tahunnya ada sebanyak 221 ribu jemaah haji asal Indonesia yang berangkat ke Arab Saudi. Dari jumlah itu, sebanyak 204 ribu merupakan haji reguler dan sisanya 17 ribu haji VIP. “Jumlah pendaftar haji tiap tahun terus meningkat, sehingga lama antrean juga terus bertambah. Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag), antrean terlama dialami calon jemaah haji Kalimantan Selatan, yakni 34 tahun, sedangkan terpendek Maluku, 12 tahun,” tutur Saipul.

Secara keseluruhan, dijelaskan Saipul, ada 323 PIHK dan 1.016 PPIU yang saat ini beroperasi di Indonesia. Mereka semua merupakan mitra bisnis dari perusahaan layanan pendukung haji dan umrah seperti halnya PT Arsy BuanaTravelindo (ABT). “Ibadah haji dan umrah pada tahun 2020 sempat ditutup akibat pandemi. Tapi tahun ini Pemerintah Arab Saudi sudah kembali membuka ibadah haji dari luar negeri dengan sejumlah persyaratan, seperti vaksin. Nah biasanya (setelah dibukanya ibadah haji) akan diikuti oleh pembukaan kembali ibadah umrah,” ungkap Saipul.

Berdasarkan data Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), jumlah jamaah umrah asal Indonesia mencapai 948 ribu pada 2018-2019 lalu. Indonesia berada di posisi kedua penyumbang jemaah umrah dengan kontribusi sebesar 21,44 persen, di bawah Pakistan. Untuk saat ini saja, sudah ada sekitar 100 ribu calon jemaah umrah asal Indonesia. “Dengan potensi sebesar itu, kami siap menjadi perusahaan penyedia layanan wisata dan religi yang amanah. Saat ini, ABT sudah memiliki tiga hotel di Mekah dan Madinah yang berada di lokasi strategis, antara lain Le Meridien, Elaf Mashaer,  Fajr Badee, Mawadah Sofwa, dan Sham Province. Total kamar yang tersedia mencapai 889 per bulan,” tegas Saipul.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma

Bagikan Artikel: