Sampoerna Melaporkan Hasil FY 2020, Tegaskan Komitmen Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna atau Perusahaan/BEI: HMSP) mengumumkan hasil kinerja tahun 2020. Perusahaan tetap teguh dalam komitmen menyesuaikan bisnis serta mendukung upaya pemulihan dari pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal ini dilakukan melalui beragam inisiatif untuk karyawan dan mitra usaha, para pelaku UMKM, serta masyarakat luas.
Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis, menyadari dampak luas dari pandemi terhadap perekonomian. Langkah penanggulangan pandemi dan pembatasan sosial menciptakan lingkungan pasar yang menantang dan mempengaruhi permintaan domestik.
Baca Juga: Seger Banget! SSMS Bakal Tebar Dividen Ratusan Miliar Rupiah ke Para Pemegang Saham
Lebih lanjut, pada 2020 terdapat kenaikan tarif cukai hasil tembakau secara rata-rata tertimbang sebesar 24% dan kenaikan harga jual eceran (HJE) sebesar 46%. Kedua faktor tersebut berdampak pada penurunan volume industri hasil tembakau nasional sebesar 9,7% pada tahun 2020, sekaligus juga berdampak pada kinerja Perseroan, yaitu pendapatan bersih senilai Rp92,4 triliun dan laba bersih Rp8,6 triliun dengan penurunan masing-masing sebesar 12,9% dan 37,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kondisi ekonomi yang menantang berakibat pada penurunan volume penjualan Perseroan yang signifikan, mencapai 19,3% pada tahun 2020. Pandemi Covid-19 memperburuk isu daya beli masyarakat yang bahkan sudah ada sejak sebelum pandemi. Terutama pembatasan sosial di wilayah perkotaan di mana pangsa pasar kami besar, yang mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap portofolio kami. Namun begitu, kami tetap mempertahankan kepemimpinan pasar dengan pangsa pasar sebesar 28,8% di 2020,” ucap Mindaugas pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan virtual, Kamis (27/5), di mana Perusahaan mengumumkan dividen sebesar Rp72,8 per saham untuk 2020.
Pada 2020, kinerja Sampoerna disokong oleh portofolio SKT yang bertumbuh sebesar 1,2 poin persentase menjadi 7,2% pada tahun 2020. Hal ini termasuk Dji Sam Soe, Sampoerna Kretek, dan Sampoerna 234 yang diluncurkan pada bulan Maret 2020. Hal ini memperkukuh posisi kepemimpinan pasar Sampoerna di segmen SKT dengan pangsa pasar sebesar 37,7% pada tahun 2020.
Sementara untuk segmen sigaret kretek mesin dan sigaret putih mesin (SKM dan SPM), sejalan dengan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, peningkatan tarif cukai yang signifikan dan dampak ekonomi dari pandemi telah mengakselerasi peralihan pembelian ke produk yang memiliki pajak cukai lebih rendah (downtrading), yang mana hal ini mempengaruhi produk segmen menengah/bawah kami seperti Dji Sam Soe Magnum Mild, Marlboro Filter Black, dan Sampoerna U.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: