Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PHK di Mana-mana, Seleksi CPNS Batal, Luka Pengangguran Belum Ada Obatnya...

PHK di Mana-mana, Seleksi CPNS Batal, Luka Pengangguran Belum Ada Obatnya... Kredit Foto: Antara/Fauzan

Dia meminta informasi pembatalan seleksi CPNS 2021 tidak ditafsirkan aneh-aneh. “Semua spekulasi dibuang jauh-jauh. Jangan habiskan energi untuk hal-hal tak berdasar. Apalagi sekadar menghimpun AdSense,” tegasnya.

Informasi ini tentunya bikin pengangguran yang sudah antusias mempersiapkan diri menjadi calon abdi negara gondok. Di media sosial, mereka banyak menumpahkan kekecewaannya.

“CPNS diundur? Cari part time aja kali yaa mmm,” tutur akun @Enaudannira. “Fix daftar CPNS akhir bulan ini ngeprank ye?” tutur akun @uyototo_. “Aku sebenarnya menunggu CPNS tapi diundur-undur. Udah coba lamar kerja sana sini via online belum ada tanggapan. Jadi aku melarikan diri dari getirnya status pengangguran ke S2,” beber @bad_bitjayeaye.

Begitu pun akun @Escanor_dxy. Sampai sekarang rasa sakit dia karena di-PHK akibat Covid belum terobati. “Aku adalah salah satu korban yang merasa sakit hati banget karena Covid ini, meski bukan satu satunya. Pernah positif dan dikarantina di Wisma Atlet Jakarta. Dan saat itu juga kehilangan pekerjaan yang menyebabkan pengangguran sampai sekarang. Sakit hati yang sulit terobati,” ucapnya.

“Rasa bosan jadi pengangguran sering muncul. Tetapi rasa bosan itu terobati ketika kawan-kawanku punya nasib sama sepertiku. Jadi aku termotivasi lagi untuk melanjutkan pengangguran ini,” timpal @Semion75193983 seraya menyertakan hastag #butuhkerja.

Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengaku persoalan pembatalan seleksi CPNS hingga perusahaan gulung tikar berisiko menambah tingkat pengangguran. Di sisi lain, angkatan kerja bertambah di kisaran 2-3 juta orang tiap tahunnya.

“Angkatan baru bakal bersaing dengan para korban PHK. Situasi ini kalau tidak direspons dengan kebijakan tepat, ya bisa mengakibatkan gejolak. Bukan hanya di ekonomi, politik dan keamanan juga,” tandas Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ekonom senior INDEF, Didiek J. Rachbini berharap para pekerja yang terkena PHK dibantu untuk bekerja di perusahaan yang tumbuh pada masa Covid. “Seperti e-commerce, transportasi online, jasa-jasa pengantar, dan sejenisnya,” papar rektor Universitas Paramadina itu saat dihubungi, kemarin.

Apakah jumlah mereka mampu mengisi perusahan tersebut? “Ya, nggak bisa. Kan sekarang krisis,” tandasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: