Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Tambang Emas Ini Incar Dana Triliunan Rupiah dari Penjualan Saham ke Masyarakat

Perusahaan Tambang Emas Ini Incar Dana Triliunan Rupiah dari Penjualan Saham ke Masyarakat Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Archi Indonesia Tbk (Archi) berencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juni mendatang.

Dalam aksi korporasi tersebut perusahaan tambang emas ini akan melepas sebanyak-banyaknya 4.967.500.000 lembar saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp10 setiap saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

Perseroan pun meematok harga penawaran saham dikisaran Rp700 - 800 Per Saham. Artinya, perseroan bakal memperoleh dana segar sebesar Rp3,47 triliun hingga Rp3,97 triliun.

Baca Juga: Sediakan Dana Puluhan Miliar Rupiah, RS Hermina Mau Beli Balik Saham yang di Masyarakat

Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra mengatakan tujuan dari IPO Perseroan adalah untuk mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan Perseroan, sekaligus juga untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan.

“Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (31/5/2021).

Lebih lanjut, Rudy mengajak masyarakat untuk berinvestasi di saham Archi karena Archi merupakan salah satu saham yang tercatat di BEI yang memiliki exposure penuh terhadap bisnis pertambangan emas, dimana emas merupakan komoditas dengan nilai yang stabil dan sangat menarik bagi investor, “Emas sering dianggap sebagai salah satu komoditas teraman, dengan nilai investasi yang terpercaya serta sustained dari waktu ke waktu”.

Sehubungan dengan aksi korporasi ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO ini. 

Baca Juga: Seger Banget! SSMS Bakal Tebar Dividen Ratusan Miliar Rupiah ke Para Pemegang Saham

Dengan IPO ini perseroan akan mengantongi dana segar lebih dari Rp3 triliun, yang rencananya akan digunakan untuk membayar utang bank sebesar 90 persen dan sisanya sebesar 10 persen akan digunakan sebagai pengembangan bisnil melalui eksplorasi dan peningkatan kapasitas produksi.

Dalam kesempatan yang sama,Direktur Keuangan atau CFO Archi, Adam Jaya Putra, menjelaskan, sekitar 90 persen dari dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh Perseroan dan/atau Entitas Anak, untuk pembayaran sebagian pokok utang bank, sedangkan sisa dana yang diperoleh akan digunakan Perseroan serta Entitas Anak untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja. 

“Bahwa perusahaan yang sempat menunda IPO pada tahun 2014 itu, kini telah mantap untuk melanjutkan langkah IPO pada tahun ini. Sejalan dengan peningkatan harga emas dan rencana bisnis yang akan di lakukan oleh perseroan. Bahkan Adam dengan percaya diri mengatakan hingga saat ini book building perseroan sudah hampir terpenuhi, padahal book building calon emiten yang akan mencatatkan sahamnya di papan utama BEI itu masih panjang hingga 19 Juni 2021 ” tambahnya.

Lebih lanjut dijelaskan alasan mengapa perseroan mengalokasikan 90 persen dana hasil IPO untuk pembayaran utang bank, karena perseroan ingin menurunkan pinjaman dari pihak ketiga agar bisa lebih fokus pada capex pengembangan, ujar Adam.

Archi, yang memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara, mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1.9 juta ons setara dengan 58 ton emas hingga 2020 dan memiliki Cadangan Bijih emas sebanyak 3,9 juta ons setara dengan 121 ton per akhir Desember 2020. 

Archi, atau juga dikenal dengan Tambang Emas Toka Tindung yang terdiri dari 2 Kontrak Karya yang dimiliki oleh Entitas Anak Archi, yaitu PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT TTN). Kedua Kontrak Karya ini berlaku hingga tahun 2041, dan bisa mendapatkan 2 kali perpanjangan, masing-masing untuk jangka waktu maksimum 10 tahun. Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas yang memiliki tingkat Cadangan Bijih emas tertinggi serta Umur Tambang (Life-of-Mine – LOM) terpanjang di kawasan Asia Tenggara menurut konsultan industri pertambangan CRU International Limited (CRU).

Dengan pertumbuhan volume produksi yang stabil sejak tahun 2011, Archi telah berhasil memproduksi lebih dari 200 kilo ons atau setara dengan 6.2 ton emas per tahunnya sejak tahun 2016, dan mencatatkan rekor produksi tertinggi mencapai 270 kilo ons setara dengan 8,4 ton emas. Hingga akhir tahun 2020, Archi baru mengeksplorasi dan menambang emas sekitar 10 persen dari total keseluruhan area konsesinya yang memiliki luas sekitar 40.000 hektar, karena itu Archi masih memiliki potensi penambahan Cadangan Bijih emas secara signifikan. 

Adam juga menambahkan informasi terkait pencatatan keuangan Perseroan, serta peran Archi sebagai penyumbang pemasukan negara, “Pada tahun 2020, Archi mencatatkan total Pendapatan sebesar USD393,3 juta dan merupakan penyumbang nilai pajak dan royalti terbesar dari sektor industri pertambangan emas di provinsi Sulawesi Utara, dimana sekitar 98 persen dari total Pendapatan Perseroan pada tahun 2020 dihasilkan dari penjualan emas. Selain itu, komitmen Perseroan dalam melakukan berbagai upaya efisiensi biaya juga berdampak positif terhadap kondisi keuangan Perseroan, dimana Archi berhasil mencatatkan Laba Bersih sebesar USD123,3 juta pada tahun 2020 lalu,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: