Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duet Puan Maharani-Anies Baswedan, Mungkinkah Terjadi?

Duet Puan Maharani-Anies Baswedan, Mungkinkah Terjadi? Kredit Foto: Instagram/Puan Maharani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon, mewacanakan pasangan Puan Maharani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya, pasangan Puan-Anies menjadi simbol rekonsiliasi nasionalis dan religius.

"Saya punya usul, saya bilang Mbak Puan itu dipasangkannya harus sama Anies. Ya, jangan lagi Prabowo, jadi Puan capres, Anies cawapres. Itu baru rekonsiliasi nasionalis dan religi," ujar Effendi dalam sebuah diskusi daring, Minggu (30/5).

Baca Juga: Rocky Gerung Dikatain Sakit Jiwa, Orang PDIP: Kalau Masih Sakit Masuk Lagi ke Grogol, Paten!

Menurutnya, keduanya dapat saling melengkapi dalam Pilpres 2024. Keduanya juga dapat mewujudkan rekonsiliasi, antara partai nasionalis dan berbasis Islam. "Kalian mau celah di mana lagi, nasionalis dan religius bersatu semua. Itu kan baru sesuatu," ujar Effendi.

Namun, duet Puan dan Anies ditegaskannya merupakan usulan pribadinya. Sebab, semua keputusan terkait Pilpres 2024 ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Kan usul, usul saya Mbak Puan itu masuk maju dengan figur. Kan PDIP bisa nyalon sendiri PDIP, jadi kali ini Gerindra ikutlah mendukung di belakang," ujar anggota Komisi I DPR itu.

Berbeda dengan Effendi, Ketua Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP, Aria Bima, mengatakan bahwa partainya hingga saat ini belum memikirkan Pilpres 2024. Termasuk, ketika ada kader PDIP yang mengusulkan untuk menduetkan Puan dan Anies.

"Tidak (memikirkan Pilpres), selesaikan dulu kompetensi mereka sebagai gubernur, rakyat yang akan menentukan," ujar Aria di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/5).

Aria menjelaskan, artikulasi PDIP adalah agregasi rakyat sehingga untuk saat ini, partai tengah fokus membantu masyarakat menghadapi pandemi Covid-19 dan belum memikirkan sosok yang akan diusung atau didukung pada Pilpres 2024.

"Jadi gini, persoalan bangsa apa, kriteria apa, baru orang. Rakyat dibikin bodoh karena sudah bicara orang, rakyat harus dididik dalam berdemokrasi, berbicara persoalan bangsa dan negara, baru orang," ujar Aria.

PDIP berpandangan, baik Puan dan Anies, saat ini perlu fokus terlebih dahulu dalam penanganan pandemi Covid-19. Pasalnya, keputusan terkait Pilpres 2024 ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Wallahu a'lam Ibu Ketua Umum yang memutuskan, PDIP tidak usah ribut seorang capres, cawapres. Tidak ada ruang untuk memikirkan capres cawapres 2024," ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR itu.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai, usulan menduetkan Puan Maharani dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah sebuah gagasan baru. Namun, ia menilai hal tersebut akan sulit terealisasi. "Ada kendala psikologis dengan elite-elite lain, terutama pemegang kunci keputusan politik yang sangat alergi dengan Anies," ujar Adi saat dihubungi, Senin (31/5).

Namun, jika pasangan Puan-Anies benar-benar terealisasi, ia melihat adanya rekonsiliasi yang baik antara dua kubu yang sebelumnya dapat dikatakan berseberangan. Puan akan merepresentasikan golongan nasionalis, sedangkan Anies merupakan wakil dari kelompok Islam. "Kalau ada elite PDIP yang berusaha menduetkan Puan dan Anies, itu ada kemajuan untuk membuka komunikasi dengan simbol konfrontasi pemerintah," ujar Adi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, memprediksi bahwa Puan kemungkinan besar akan diduetkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hubungan dan komunikasi antara kedua partailah yang membuat pasangan tersebut berpeluang besar terealisasi.

Anies dinilainya justru akan menjadi lawan kuat dari pasangan Prabowo-Puan. Sebab, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu selalu berada di posisi tiga besar dan tidak berpeluang didukung oleh PDIP. "Hampir pasti PDIP ini berkoalisi dengan Gerindra. Bahkan, istilahnya PDIP dan Gerindra ini sudah kawin gantung begitu, tinggal menunggu peresmian saja di tahun 2024," ujar Qodari.

Peluang majunya Anies dalam Pilpres 2024 dinilainya berpotensi besar karena ia selama ini dinilai sebagai salah satu representasi umat Islam. Ia akan bersaing dengan kepala daerah lain yang memiliki elektabilitas tinggi, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Tentunya, partai politik seperti Golkar, Nasdem, dan PKS akan mencari calon yang lain. Calon yang lain itu dari mana, saya kira kemungkinan besar adalah Anies Baswedan," ujar Qodari.

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menanggapi pernyataan politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon yang mengusulkan agar Puan Maharani dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Menurut Dasco, pernyataan Effendi tersebut adalah hak pribadi sebagai seorang warga negara.

"Seorang warga negara itu boleh saja menyampaikan pendapat mau memasangkan siapa dengan siapa untuk pilpres dan itu bukan sikap pribadi partai. Jadi, bebas saja mau disampaikan siapa dengan siapa nggak ada pengaruh juga dengan Gerindra, silakan saja itu hak beliau," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/5).

Dia mengaku sampai saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait pilpres. Ia mengatakan, hubungan Partai Gerindra dan PDIP terjalin cukup baik. "Kami dengan PDIP hubungan tetap baik, dan kami khususnya Gerindra sama-sama tetap melakukan konsolidasi partai untuk menguatkan partai," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: