Sempat Memburuk Akibat Pandemi, Kini Ekonomi Indonesia Mulai Tunjukkan Pemulihan
Serangan pandemi yang hadir tanpa peringatan membuat kaget berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor ekonomi. Berbagai kontraksi ekonomi terjadi di berbagai belahan dunia dengan cukup tajam, seperti di Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah bersama dengan otoritas moneter, perbankan, dan penjamin simpanan mengambil berbagai langkah untuk mendongkrak sektor-sektor di Indonesia, baik dari segi ekonomi dan produksi hingga moneter dan perbankan.
Baca Juga: Ekonomi Kembali Menggeliat, 2022 Ekonomi Bisa Tumbuh 5,2%-5,8%
"Meskipun tekanan fiskal masih cukup tinggi, pemerintah berkomitmen untuk memberikan stimulus fiskal dan terus menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus melakukan mitigasi risiko pandemi," ungkap tenaga ahli Menteri Keuangan Bidang Keuangan Syariah, Halim Alamsyah, melalui sambutannya di Indonesia Sharia Finance Awards 2021, Senin (31/5/2021).
Menurut Halim, prioritas utama pemerintah saat ini adalah program vaksinasi. Karena, keberhasilan dari program ini akan menjadi game changer bagi Indonesia untuk keluar dari keterpurukan pandemi, baik dari aspek kesehatan, ekonomi, hingga sosial.
Program vaksinasi yang diiringi dengan implementasi protokol kesehatan (prokres) oleh pemerintah dan masyarakat menunjukkan pengaruh pada pemulihan ekonomi Indonesia. Berbagai indikator ekonomi menunjukkan tanda bahwa pemulihan perekonomian Indonesia sedang berlangsung.
Misalnya, indeks manajer pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) manufaktur Indonesia pada 2021 telah berada di angka 54,6 persen. "Angka di atas 50 persen menunjukkan adanya optimisme industri manufaktur terhadap perekonomian Indonesia," jelas Halim.
Optimisme terhadap perekonomian Indonesia juga terlihat pada tingkat kepercayaan masyarakat yang tercermin di Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang telah melampaui angka 100, jauh berbeda dari angka di awal pandemi.
Selain itu, Halim mengatakan bahwa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dinilai relatif tepat sasaran. Program ini dianggap mampu menahan tingkat kemiskinan di Indonesia. Bank dunia memprediksi, angka kemiskinan di Indonesia pada 2020 dapat mencapai 11,8 persen jika tidak ada program PEN.
"Artinya, program PEN mampu menyelamatkan lebih dari lima juta orang dari kemiskinan," kata Halim.
Lebih lanjut, Halim menyatakan masih banyak ruang untuk memperbaiki efektivitas program PEN. Oleh karena itu, dia berharap para stakeholders terkait dapat berpartisipasi untuk mempercepat pelaksanaan program sambil terus menjaga kualitas tata kelolanya.
Perwakilan dari Kementerian Keuangan itu menyampaikan, kebijakan penanggulangan pandemi akan difokuskan pada penanganan pandemi dan vaksinasi, akselerasi pemulihan ekonomi melalui keberlanjutan program PEN, serta reformasi kebijakan fiskal.
"Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonomi kita sehingga pada 2023 kita dapat kembali melanjutkan kedisiplinan fiskal untuk kelanjutan pembangunan ekonomi jangka panjang," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: