Didepak Facebook dan Twitter, Trump Berapi-Api Ikut Pilpres 2024
Terdepaknya Donald Trump dari media sosial ternyata tak mengurangi pengaruhnya di kalangan fans berat Partai Republik.
Presiden AS ke-45 itu bahkan dijadwalkan bakal berpidato dalam acara konvensi Partai Republik di Greenville, North Carolina pada Sabtu (5/6). Ini adalah pidato pertama Trump, dalam konteks siap maju ke Pilpres AS 2024. Baca Juga: Orang Dekat Netanyahu Berjatuhan, Usai Trump, Akankah Narendra Modi Ikut Lengser?
"Tempatnya pasti akan penuh sesak. Semua rekor akan pecah," kata Trump dengan aura meyakinkan.
Panitia penyelenggara mengungkap, 1.250 tiket untuk acara konvensi tersebut telah terjual habis. Jumlah tersebut memang jauh lebih kecil, dibanding kampanye Trump sebelumnya. Baca Juga: Bekas Menterinya Trump Bicara Kebocoran Virus di Lab Wuhan dan Kegiatan Militer China
Namun, pengggemar fanatiknya punya ekspektasi tinggi menyaksikan sang tokoh pujaan berpidato untuk pertama kalinya, sejak Februari 2021.
Meski tidak membuat pengumuman resmi untuk maju ke Pilpres 2024, miliarder berusia 74 tahun itu blak-blakan melontarkan gagasan pencalonan diri pada November 2024. Apa yang meluncur dari mulut Trump, kini mendapat perhatian dari banyak pihak.
Hampir setiap hari, Trump melontarkan pernyataan yang mendukung kandidat Partai Republik atau meluncurkan serangan terhadap lawan politiknya.
Hanya segelintir orang di Partai Republik, yang berani memutuskan hubungan dengan Trump. Meski serangan di US Capitol pada 6 Januari lalu dilancarkan oleh para pendukung, yang dimobilisasi tuduhan tak berdasar Trump, dalam Pilpres November 2020.
Belum Move On
Bagi sebagian anggota Partai Republik, fokus kampanye partai jangka menengah saat ini adalah kritik tajam terhadap kebijakan yang digariskan pengganti Trump, Presiden Joe Biden.
Namun, Trump masih belum move on dari keyakinan bahwa kemenangannya di Pilpres November 2020 telah dicuri pihak Biden. Padahal, asumsi tersebut sudah dipatahkan oleh sejumlah hakim dan pejabat negara AS.
Isu tersebut tampaknya masih akan dikemukakan Trump, dalam pidato Sabtu (6/6) malam.
New York Times meyakini, dalam pidato nanti, Trump akan mengkritik Penasihat Covid Gedung Putih, Anthony Fauci.
Trump menilai, Fauci telah menyampaikan opini sesat soal Covid kepada publik AS.
Meski telah 5 bulan setelah lengser dari kursi kepresidenan dan bermukim di resor golf Bedminster dekat New York, Trump masih belum secara eksplisit mengakui kekalahannya.
Yang ada, dia justru semakin banyak bicara soal rencana kembali ke Gedung Putih.
Jumat (4/6) lalu, Trump mengatakan, jika nanti kembali ke Istana Presiden, ia tidak akan mengundang Kepala Eksekutif Mark Zuckerberg untuk makan malam.Ia kesal, lantaran Facebook menjatuhkan sanksi 2 tahun pemblokiran untuk akun pribadinya.
Akun Trump hanya bisa dipulihkan, jika Facebook meyakini tak ada potensi risiko terhadap keselamatan publik.
Platform media sosial paling populer ini pertama kali memblokir Trump untuk sementara pada 7 Januari 2021, karena postingannya memicu tragedi Capitol.
"Ini sama saja dengan menghina 75 juta orang yang telah memilih saya pada November lalu," kata Trump, yang juga diblokir Twitter.
Asal tahu saja, dalam Pilpres 2020 yang dimenangkan Biden, mantan Wapres AS era Barack Obama itu unggul 80 juta suara, atau unggul 5 juta suara dibanding Trump.
Dalam surat pemakzulan DPR AS, Trump disebut telah melakukan provokasi berujung kekearsan yang menyerang pemerintah. Namun, Senat AS membebaskan Trump pada Januari 2021, karena jumlah anggota Partai Republik yang setuju menghukumnya hanya 7 orang. [HES]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: