Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Manajemen Krisis?

Apa Itu Manajemen Krisis? Pria duduk di sofa membelakangi tembok. | Kredit Foto: Unsplash/Nik Shuliahin

Pola pikir krisis membutuhkan kemampuan untuk memikirkan skenario terburuk sekaligus menyarankan berbagai solusi. Organisasi dan individu harus selalu siap dengan rencana respons cepat terhadap keadaan darurat yang memerlukan analisis, latihan, dan latihan. Kredibilitas dan reputasi organisasi sangat dipengaruhi oleh persepsi tanggapan mereka selama situasi krisis.

Krisis dapat terjadi karena bencana alam, kemunculan teknologi baru, kesalahan organisasi, kekerasan di tempat kerja, rumor dan serangan teroris atau masalah yang disebabkan manusia.

Ada empat tahapan krisis, yang pertama yaitu tahap prodromal, tahap di mana gejala krisis mulai muncul tetapi sering tidak dianggap karena perusahaan masih beroperasi secara normal.

Tahap berikutnya adalah tahap akut, yakni keadaan di mana krisis dirasakan sehingga dianggap sebagai krisis dimulai dari sini karena gejala yang samar-samar atau sama sekali tidak jelas itu mulai kelihatan jelas. Di titik ini, masa depan perusahaan serasa buntu karena gejala awal di prodormal tidak diindahkan.

Lalu, ada krisis tahap kronis, yaitu saat organisasi atau perusahaan sudah merasakan dampak atau akibat dari krisis tahap akut, bahkan dampak dari segi waktu tidak dapat diprediksi kapan berakhirnya. Organisasi mulai melakukan intropeksi diri besar-besaran, sehingga biasanya dilakukan analisis internal secara mendalam untuk ditemukan benang merah permasalahan.

Setelah itu, akan dilakukan resolusi atau tahap penyembuhan. Masa ini adalah masa perusahaan sehat kembali seperti keadaan sediakala. Pada fase ini perusahaan akan semakin sadar bahwa krisis dapat terjadi sewaktu-waktu dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: