Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nggak Pakai Ngerem! Eks Orang Mas Anies Blak-blakan: Pak Jokowi Gak Punya Wawasan Jadi Presiden

Nggak Pakai Ngerem! Eks Orang Mas Anies Blak-blakan: Pak Jokowi Gak Punya Wawasan Jadi Presiden Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan/Pool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan anggota Tim Gabungan untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Jakarta era Gubernur Anies Baswedan, Marco Kusumawijaya, ikut menyoroti perihal RUU KUHP tentang penghinaan presiden dan wakil presiden saat ini tengah dalam tahap sosialisasi oleh Kementerian Hukum dan HAM. 

Diketahui, dalam RUU tersebut mengatur penghinaan terhadap Presiden dan Wakil Presiden dengan pidana penjara 3,5 tahun.

Baca Juga: Satu Tahun Jadi Juru Bicara: Ini Bukan tentang Angka

Tak hanya itu, hukuman akan menjadi berat jika dilakukan di media sosial dengan hukuman maksimal 4,5 tahun penjara. Menurutnya, RUU tersebut tidak patut lantaran Presiden maupun DPR RI dipilih oleh rakyat.

"Pasal penghinaan presiden dan DPR itu tidak patut. Seorang pejabat yang makan dari uang rakyat harus boleh dihina sekalipun selama menyangkut pekerjaannya sebagai pelayan publik," cuitnya dalam akun Twitternya, @mkusumawijaya, seperti dilihat, Rabu (9/6/2021).

Baca Juga: Anies Baswedan dan Prabowo Subianto Hadiri Acara Syukuran Seabad Soeharto

Lanjutnya, ia mengaku khawatir kritikan terhadap Presiden dan DPR akan dianggap sebagai penghinaan.

Baca Juga: Anies Ingat Jakarta Bisa Tenggelam, Pakar UGM: Tidak Mustahil

Baca Juga: Sumpah Ahok Nyata 'Satu Persatu Dipermalukan', Aib Rumah Tangga Aa Gym Ikut Diseret-seret..

"Lama-lama rakyat tidak bisa membedakan kritik dari penghinaan; dan bahwa pejabat memang layak dikritik bahkan dihina sejauh menyangkut pekerjaannya sebagai pelayan publik," kata dia.

Karena itu, ia mengaku bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak punya wawasan kemampuan sebagai Presiden.

"Kalau saya tetap saja akan bilang Jokowi itu memang tak punya cukup wawasan untuk jadi presiden. Tidak mampu membawa cita-cita kebangsaan pada perilaku politiknya. Serba tidak patut. Sialnya baru sekarang ketahuan. Apakah ini dianggap menghina?" cetusnya.

"Wibawa yang diperoleh dari mengancam itu bukan wibawa namanya, tapi ketakutan," tukasnya.

Baca Juga: Ahli Virologi dan Molekuler Biologi: Semua Vaksin Covid-19 Aman dan Sudah Diuji

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: